Tokoh-Tokoh Yahudi Desak Dunia Hukum Israel terkait Genosida di Gaza

1 month ago 13
Tokoh-Tokoh Yahudi Desak Dunia Hukum Israel terkait Genosida di Gaza Ilustrasi.(Al Jazeera)

TOKOH-TOKOH Yahudi terkemuka di seluruh dunia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan para pemimpin dunia untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel. Mereka menganggap Israel melakukan tindakan tidak bermoral yang setara dengan genosida di Gaza.

Lebih dari 450 penanda tangan, termasuk mantan pejabat Israel, pemenang Oscar, penulis, dan intelektual, telah menandatangani surat terbuka yang menuntut pertanggungjawaban atas tindakan Israel di Jalur Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Jerusalem Timur. Surat tersebut dirilis saat para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels pada Kamis (23/10) di tengah laporan bahwa mereka berencana untuk mengesampingkan proposal sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia.

"Kami tidak lupa bahwa begitu banyak hukum, piagam, dan konvensi yang ditetapkan untuk melindungi dan menjaga seluruh kehidupan manusia diciptakan sebagai respons terhadap Holocaust," tulis para penanda tangan. "Perlindungan tersebut telah dilanggar tanpa henti oleh Israel."

Para penanda tangan surat tersebut antara lain mantan ketua Knesset Israel, Avraham Burg; mantan negosiator perdamaian Israel, Daniel Levy; penulis Inggris Michael Rosen; penulis Kanada Naomi Klein; pembuat film peraih Oscar, Jonathan Glazer; aktor AS, Wallace Shawn; peraih Emmy, Ilana Glazer dan Hannah Einbinder; serta peraih penghargaan Pulitzer, Benjamin Moser.

Mereka mendesak para pemimpin dunia untuk menegakkan putusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional, menghindari keterlibatan dalam pelanggaran hukum internasional dengan menghentikan transfer senjata dan menjatuhkan sanksi yang terarah, memastikan bantuan kemanusiaan yang memadai ke Gaza, dan menolak klaim palsu antisemitisme terhadap mereka yang memperjuangkan perdamaian dan keadilan.

"Kami menundukkan kepala dalam kesedihan yang tak terkira karena semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tindakan Israel akan dinilai telah memenuhi definisi hukum genosida," demikian bunyi surat tersebut.

Permohonan ini menyusul perubahan tajam dalam opini publik bagi kaum Yahudi AS dan pemilih yang lebih luas selama beberapa tahun terakhir. Dalam jajak pendapat Washington Post menemukan bahwa 61% orang Yahudi AS meyakini Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza dan 39% mengatakan Israel melakukan genosida. 

Di antara masyarakat Amerika yang lebih luas, 45% mengatakan kepada Brookings Institution bahwa mereka meyakini Israel melakukan genosida, sementara survei Quinnipiac pada Agustus menemukan bahwa separuh pemilih AS memiliki pandangan yang sama, termasuk 77% dari Partai Demokrat.

Penanda tangan lain surat tersebut antara lain konduktor Israel Ilan Volkov, penulis naskah drama V (sebelumnya dikenal sebagai Eve Ensler), komedian Amerika Eric André, novelis Afrika Selatan Damon Galgut, jurnalis dan dokumenter peraih Oscar Yuval Abraham, pemenang penghargaan Tony Toby Marlow, dan filsuf Israel Omri Boehm.

"Solidaritas kami dengan Palestina bukanlah pengkhianatan terhadap Yudaisme, melainkan pemenuhannya," tulis para penanda tangan. "Ketika orang-orang bijak kita mengajarkan bahwa menghancurkan satu nyawa sama dengan menghancurkan seluruh dunia, mereka tidak memberikan pengecualian bagi warga Palestina. Kami tidak akan beristirahat sampai gencatan senjata ini berlanjut hingga berakhirnya pendudukan dan apartheid."

Sejak 7 Oktober 2023, setidaknya 65.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 167.000 lain terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB memperkirakan sekitar 90% populasi mengungsi secara internal. 

Dua senator Demokrat AS, Chris Van Hollen dan Jeff Merkley, menyimpulkan setelah misi pencari fakta ke wilayah tersebut pada September bahwa Israel sedang menerapkan rencana sistematis untuk menghancurkan dan membersihkan etnis warga Palestina dari Gaza dengan AS terlibat dalam tindakan-tindakan ini.

Laporan mereka merinci penghancuran infrastruktur sipil yang hampir total, persenjataan pangan, dan hambatan sistematis terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan.

Gencatan senjata 10 Oktober telah diguncang oleh pelanggaran berulang. Kantor berita Palestina mengatakan Israel melanggar gencatan senjata 80 kali dan menewaskan sedikitnya 80 warga Palestina dalam 11 hari terakhir. Militer Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian tersebut, menewaskan dua tentara Israel di Rafah dan menunda pemulangan jenazah para sandera.

Surat terbuka tersebut menyatakan bahwa gencatan senjata tidak merujuk pada wilayah Tepi Barat, tempat kekerasan pemukim terus berlanjut, dan kondisi dasar pendudukan masih belum ditangani.

Lebih dari 3.200 warga Palestina terluka dalam serangan di Tepi Barat tahun ini, menurut laporan terbaru kantor kemanusiaan PBB. PBB mendokumentasikan 71 serangan pemukim selama satu minggu di Oktober. 

Dalam satu insiden minggu ini, seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di rumah sakit setelah dipukuli oleh seorang pemukim bertopeng saat memetik zaitun, serangan yang terekam dalam video.

Kelompok hak-hak sipil Israel Yesh Din menemukan bahwa hanya 3% dari investigasi kekerasan pemukim antara tahun 2005 dan 2024 yang menghasilkan hukuman. Tak lama setelah menjabat, Donald Trump mencabut sanksi terbatas yang dijatuhkan Joe Biden kepada puluhan pemukim dan kelompok pemukim yang melakukan kekerasan. (The Guardian/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |