
TNI kembali memberangkatkan bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia untuk korban gempa di Myanmar dengan menggunakan 2 pesawat militer langsung yaitu, Hercules A-1331(Short Body) dan Boeing A-7309 melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/4).
Hercules A-1331 diterbangkan pukul 05:00 WIB dengan membawa 21 orang, 1 Unit Truck Basarnas, perlengkapan SAR, tenda, K9 3 ekor (anjing terlatih) beserta 3 orang handler, 1 org dokter hewan, serta bantuan dari Presiden RI, Mabes TNI, BNPB dan Kemhan.
Sedangkan, Boeing yang diawaki 7 orang kru membawa bantuan berupa selimut, matras, tenda pengungsi. Selain itu, ada 69 orang yang terdiri dari 53 orang tim INASAR, 5 orang dari Basarnas, 3 orang dari Kementerian Luar Negeri, dan 8 orang dari tim pengamanan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan bantuan ini direncanakan dapat langsung diterima pada hari ini. Ia mengatakan tanggap darurat bencana gempa bumi di Myanmar adalah wujud kepedulian Indonesia terhadap negara yang sedang tertimpa bencana.
"Bantuan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia kali ini, termasuk yang paling besar TNI mengerahkan dua pesawat Hercules ditambah satu pesawat Boeing beserta pendukungnya, Kemhan memberikan bantuan logistik, perlengkapan fasilitas lainnya,Kemenkes menyiapkan tim kesehatan, yang akan melakukan tugas paling tidak sebulan," kata Suharyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/4).
Suharyanto mengatakan sebelum menerjunkan tim, pemerintah telah melakukan koordinasi dengan Myanmar yang saat ini dikuasai oleh junta militer.
"Negara Myanmar ini kan sementara ya, dikuasai oleh junta militer, sehingga tentu saja hubungan diplomatiknya tidak sama seperti negara-negara yang tidak dalam kondisi seperti itu. Tetapi dari pemerintah Myanmar yang junta militer sudah mengirimkan permintaan bantuan," kata Suharyanto.
Suharyanto mengatakan pihak Myanmar telah menunggu bantuan dari Indonesia. Saat ini, berdasarkan hasil koordinasi terakhir dengan atase pertahanan, daerah Yangon dan Naypyidaw relatif aman.
"Ya biasanya kalau dalam kondisi bencana, konflik-konflik lokal itu mungkin berhentilah, karena semuanya fokus untuk membantu masyarakat yang terdampak," katanya. (Faj/P-3)