Tiongkok Kecam Ancaman Tarif 100 Persen dari Trump: AS Terapkan Standar Ganda

1 day ago 10
 AS Terapkan Standar Ganda Ilustrasi(freepik)

PEMERINTAH Tiongkok mengecam ancaman terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memberlakukan tarif tambahan sebesar 100% terhadap barang-barang asal Tiongkok, menyebut langkah itu sebagai “contoh khas standar ganda AS”.

Dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan Beijing siap mengambil “tindakan balasan” jika ancaman tersebut benar-benar diterapkan, menegaskan Tiongkok “tidak takut” terhadap kemungkinan pecahnya perang dagang.

Pernyataan ini muncul setelah Trump, pada Jumat (10/10), menanggapi langkah Beijing yang memperketat aturan ekspor logam tanah jarang (rare earths). Ia menuduh Tiongkok “bersikap sangat bermusuhan” dan berupaya “menahan dunia sebagai sandera”. Trump juga mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini.

Namun dua hari kemudian, pada Minggu, Trump menulis di media sosialnya: “Jangan khawatir soal Tiongkok, semuanya akan baik-baik saja!”
“Presiden Xi yang sangat saya hormati hanya mengalami masa sulit. Ia tidak menginginkan depresi bagi negaranya, begitu juga saya. AS ingin membantu Tiongkok, bukan menyakitinya!!!” tulis Trump tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pasar Saham

Pernyataan Trump pada Jumat mengguncang pasar keuangan global. Indeks S&P 500 di Wall Street anjlok 2,7%, penurunan harian tertajam sejak April. Komentar itu juga memicu kekhawatiran akan pecahnya kembali perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Pada Mei lalu, kedua negara sempat sepakat untuk mencabut tarif impor tiga digit yang saling diberlakukan, namun ketegangan kembali meningkat. Saat ini, barang asal Tiongkok yang masuk ke AS masih dikenakan tambahan bea 30% dibanding awal tahun, sementara produk AS di Tiongkok menghadapi tarif 10%.

Diskriminasi

Menanggapi ancaman tarif baru itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok menuding Washington telah “menyalahgunakan konsep keamanan nasional” dan “menerapkan kebijakan ekspor yang diskriminatif terhadap Tiongkok”. Mereka juga membela kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang sebagai “langkah normal” untuk melindungi keamanan nasional.

“Ancaman tarif bukan cara yang tepat untuk berhubungan dengan Tiongkok,” tegas juru bicara kementerian. “Sikap kami konsisten: kami tidak menginginkan perang tarif, tetapi kami tidak takut menghadapinya.”

Langkah Tiongkok memperketat ekspor logam tanah jarang dianggap penting. Pasalnya negara itu menguasai sekitar 90% pasokan global bahan vital tersebut, yang digunakan dalam industri teknologi seperti panel surya dan ponsel pintar.

Hingga kini belum jelas apakah pertemuan antara Trump dan Xi di Korea Selatan akhir bulan ini akan tetap dilaksanakan. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |