
DATA yang dihimpun Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 2024, menunjukkan jumlah pelaku usaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kota Surabaya mencapai 150 ribu UMKM. Selaras dengan itu, dukungan Pemerintah dan berbagai asosiasi pelaku usaha Kota Surabaya semakin masif digencarkan dalam rangka mendorong transformasi peningkatan kapasitas diri UMKM.
Oleh karena itu, perlunya literasi dan inklusi untuk mendorong peningkatan ekonomi UMKM yang salah satunya dengan memberikan akses ke layanan keuangan guna memperluas bisnis. Sejalan dengan hal tersebut, perlunya pelindungan yang kredibel dengan melihat hasil Laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan peningkatan indeks literasi perasuransian yang sebesar 45,45% dari sebelumnya 36,9%.
Sebagai bentuk komitmen meningkatkan budaya literasi asuransi di Kota Surabaya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) yang merupakan Anggota Holding Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG) bersinergi dengan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menggelar kegiatan Literasi Asuransi dengan tema Literasi Asuransi Untuk Negeri. Acara ini diselenggarakan pada Jumat, (10/10) di Hotel Luminor Surabaya dengan peserta pelaku UMKM Kota Surabaya.
Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, mengapresiasi gencarnya peningkatan kapasitas UMKM di Kota Surabaya. "Seiring dengan meningkatnya indeks literasi asuransi skala nasional dan maraknya program UMKM naik kelas, di situ juga Askrindo hadir dan langsung menyentuh kebutuhan para pelaku usaha. Sebab, salah satu fungsi utama asuransi adalah melindungi aset usaha dari berbagai kejadian tak terduga, misalnya kebakaran, pencurian, hingga kerugian akibat bencana alam. Askrindo percaya, pelindungan terhadap risiko usaha adalah fondasi penting agar UMKM bisa tumbuh berkelanjutan,” ujar Fankar.
Fankar menambahkan, pentingnya UMKM untuk meningkatkan pengetahuan terkait pelindungan untuk usahanya. "Melalui pemahaman yang tepat, UMKM dapat memilih produk asuransi sesuai kebutuhan sehingga risiko usaha dapat diminimalkan,” jelas Fankar.
Pada kesempatan tersebut, Region Office Head class 1 Surabaya Askrindo, Barly Surachman Jusuf menjelaskan, kegiatan Literasi Asuransi pada kesempatan ini merupakan wujud kolaborasi antara Askrindo dan DAI dalam memperkuat komitmen untuk meningkatkan inklusi asuransi di Indonesia, khususnya dalam momentum Bulan Inklusi Keuangan dan peringatan Hari Asuransi.
"Sejalan dengan komitmen Askrindo, DAI terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap asuransi melalui edukasi yang mendorong kesadaran untuk memiliki produk asuransi dan merasakan langsung manfaat pelindungan yang diberikan," jelasnya.
Perwakilan Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Muhammad Iqbal, mengungkapkan angka literasi asuransi terus menunjukkan peningkatan. "Angka literasi secara nasional naik 12%," ujarnya.
Dia menambahkan asuransi bahwa pada dasarnya merupakan tolong menolong. Dalam hal ini, kata dia, mereka yang terkena risiko akan ditolong oleh risiko.
Melalui penguatan literasi dan inklusi asuransi yang dilakukan oleh Askrindo, kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya asuransi dapat kembali meningkat. Upaya ini menjadi dasar bagi terciptanya sektor perasuransian yang kokoh, stabil, dan mampu memberikan pelindungan finansial menyeluruh bagi masyarakat. Dengan demikian, Askrindo berperan sebagai pilar utama dalam mendukung ketahanan serta pertumbuhan ekonomi nasional. (E-2)