Tidak Sembarangan Dalam Pemilihan, Begini Syarat Menjadi Pemimpin Utama Gereja Katolik Sedunia

2 weeks ago 16
Tidak Sembarangan Dalam Pemilihan, Begini Syarat Menjadi Pemimpin Utama Gereja Katolik Sedunia Ilustrasi(Instagram @vatikannews)

DALAM agama katolik, tidak asing mendengar nama Paus. Paus merupakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia. 

Pemimpin gereja ini tentunya harus melewati tata cara yang sudah ditetapkan oleh para dewan Gereja Katolik. Pemilihan Paus pada agama Katolik disebut dengan Konklaf

Konklaf merupakan pertemuan para Dewan Kardinal secara tertutup untuk mengadakan pemilihan Paus yang akan dijadikan sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia. 

Penganut agama Katolik menganggap bahwa Paus adalah penerus dari Santo Petrus dan pemimpin umat Gereja Katolik di Bumi. 

Pemilihan Paus tidak dilakukan dengan memunculkan kandidat yang kemudian baru dipilih melalui pemungutan suara. Tetapi, setiap kardinal akan memberikan suara dengan mencantumkan kandidat pilihan masing-masing. 

Dalam pemilihan kandidat Paus, dilakukan pemungutan suara yang dijadwalkan berlangsung empat kali dalam sehari. Yaitu dua kali pemungutan suara pada pagi hari dan pemungutan suara pada petang hari. 

Dengan didampingi dua asisten, para Kardinal tidak boleh membawa alat komunikasi apapun ke dalam tempat pemilihan dan tentunya tidak boleh berkomunikasi dengan orang luar. Setelah melakukan misa di Kapel Sistina, para asisten Kardinal akan keluar dan mengunci ruangan tersebut. 

Selanjutnya, para Kardinal akan memulai pemungutan suara secara rahasia. Apabila salah satu diantara mereka membocorkan rahasia pemilihan Paus, akan dihukum dengan ekskomunikasi. 

Setiap umat katolik yang sudah dibaptis dan jenis kelamin laki-laki yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, boleh dipilih sebagai kandidat Paus, namun syarat yang ditentukan oleh Paus haruslah di antara para Kardinal. 

Kardinal ini haruslah seorang Uskup yang merupakan seorang imam. Jadi dengan kata lain, seseorang yang terpilih menjadi Paus untuk memimpin Gereja Katolik Roma, sudah melewati tahapan hierarki gereja dari utusan terbawah yaitu diakon, imam, dan uskup. 

Selama pemilihan, para Kardinal diserahkan sebuah buletin dari kertas putih dengan ukuran empat persegi yang bagian atasnya tertulis Eligo in Summum pontificem, dengan tempat untuk untuk menuliskan nama kardinal yang ingin dipilih. 

Setelah diisi, para kardinal membawa buletin yang terlihat jelas di tangan dan dimasukkan ke dalam kotak yang sudah disediakan die depan altar. 

Dalam akhir pemilihan, buletin-buletin tersebut akan dibakar dengan ditambahkan bahan kimia yang akan mengeluarkan asap putih atau hitam tergantung apakah Paus baru sudah atau belum terpilih. 

Apabila pemilihan pemimpin gereja sudah selesai, maka asap berwarna putih akan keluar dari cerobong yang akan terlihat jelas dari lapangan Santo Petrus yang sudah dipenuhi oleh umat Katolik untuk menantikan hasil dari pemilihan Paus. 

Ketika Paus yang sudah ditetapkan terpilih, para dekan Kardinal yang memimpin proses pemilihan akan menanyakan kepada calon terpilih apakah bersedia menerima jabatan ini atau tidak. 

Apabila mendapatkan respon positif dari calon Paus, para Dekan akan melanjutkan sebuah prosesi bernama Habemus Papam. (berbagai sumber/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |