Teleskop James Webb Ungkap Senyawa Kehidupan di Luar Bima Sakti

5 hours ago 5
Teleskop James Webb Ungkap Senyawa Kehidupan di Luar Bima Sakti Beberapa molekul karbon kompleks di es di sekitar ST6, sebuah bintang yang sedang berkembang di Awan Magellan Besar.(Dok: NASA/ESA/CSA/JPL-Caltech/M)

Lapisan es di sekitar sebuah bintang muda di galaksi Awan Magellan Besar menyimpan kejutan bagi dunia sains. Molekul-molekul kompleks yang menjadi dasar kehidupan berhasil teridentifikasi untuk pertama kalinya di luar Bima Sakti

Dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), astronom mendeteksi lima senyawa berbasis karbon yang menandakan terbentuknya reaksi kimia rumit di ruang antarbintang.

Hasil pengamatan yang dipublikasikan pada (20/10) di Astrophysical Journal Letters ini memberikan petunjuk berharga tentang bagaimana molekul kompleks terbentuk pada masa awal alam semesta. Molekul tersebut ditemukan di sekitar protobintang bernama ST6 di Awan Magellan Besar, galaksi kecil yang mengorbit dekat dengan Bima Sakti.

Awan Magellan Besar berjarak sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari Local Group. Kumpulan galaksi yang terikat secara gravitasi bersama galaksi kita.  Bintang-bintangnya memancarkan radiasi ultraviolet dalam jumlah besar, sementara kadar unsur berat seperti karbon dan oksigen jauh lebih sedikit dibanding Bima Sakti. 

“Apa yang kami pelajari di Awan Magellan Besar dapat membantu memahami galaksi-galaksi yang lebih jauh, ketika alam semesta masih sangat muda,” ujar Marta Sewilo, astronom dari University of Maryland dan NASA’s Goddard Space Flight Center.

Menurut Marta, kondisi ekstrem ini memberi gambaran bagaimana reaksi kimia organik bisa terjadi di lingkungan dengan unsur berat yang sangat terbatas.

Dari hasil analisis inframerah JWST, para astronom mengidentifikasi lima molekul karbon kompleks dalam es di sekitar ST6, yaitu metanol, asetaldehida, etanol, metil format, dan asam asetat. 

Di antara kelima senyawa itu, hanya metanol yang pernah terdeteksi sebelumnya di protobintang di luar Bima Sakti. Asam asetat, yang merupakan komponen utama dalam cuka, baru kali ini berhasil dibuktikan keberadaannya di es antariksa.

Sewilo menjelaskan bahwa resolusi tinggi teleskop Webb memungkinkan timnya memperoleh data yang jauh lebih rinci dibandingkan penelitian sebelumnya. Mereka juga mendeteksi sinyal yang mungkin berasal dari glikoaldehida, senyawa yang dapat bereaksi membentuk ribosa, gula penting dalam pembentukan RNA, molekul yang menjadi dasar bagi kehidupan.

Penemuan ini memperlihatkan bahwa reaksi kimia di permukaan butiran debu antariksa dapat menghasilkan senyawa organik kompleks meski dalam kondisi ekstrem. Dalam penelitian lanjutan, tim berencana mencari molekul serupa di protobintang lain, baik di Bima Sakti maupun di galaksi terdekat.

“Dengan hasil ini, kita semakin memahami bagaimana proses kimia kompleks berkembang di alam semesta, sekaligus membuka peluang baru untuk menelusuri awal mula kehidupan,” pungkas Sewilo. (Live Science/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |