Tekan Lonjakan Harga Kebutuhan TPID Jawa Tengah Gelar Pasar Murah di 5 Daerah 

1 week ago 7
Tekan Lonjakan Harga Kebutuhan TPID Jawa Tengah Gelar Pasar Murah di 5 Daerah  Keramaian depan Pasar Projo Ambarawa, Kabupaten Semarang terjadi sejak memasuki bulan Ramadan di tengah harga kebutuhan pokok yang terus bergerak naik.(MI/Akhmad Safuan)

GUNA menekan kenaikan harga kebutuhan pokok terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah menggelar pasar murah di lima daerah yakni Kabupaten Semarang, Pemalang, Kota Salatiga, Kendal dan Purworejo pada 6-7 Maret 2025.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (6/3) harga barang kebutuhan pokok di sejumlah daerah di Jawa Tengah masih bertahan tinggi sejak terjadinya kenaikan memasuki bulan Ramadan lalu, bahkan untuk bawang merah dan cabai mengalami lonjakan harga paling tinggi yakni bawang merah dari Rp25.000-Ro30.000 menjadi Rp50.000-Rp60.000 per kilogram, cabai dari Rp50.000 kini telah mencapai Rp100 ribu per kilogram.

Di pasar tradisional sejumlah daerah di Jawa Tengah, kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, telur ayam ras, daging ayam potong, gula pasir, minyak goreng, bawang putih, bawang merah, cabai dan berbagai jenis sayuran terus bergerak naik, meskipun stok barang tersedia baik di tingkat pengecer, pedagang besar hingga distributor cukup berlimpah.

Menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, Satgas Pangan di sejumlah daerah di Jawa Tengah langsung turun ke sejumlah pasar tradisional, bahkan  Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah segera menggelar pasar murah di sejumlah daerah sebagai langkah untuk menekan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat.

"Kita akan gelar pasar murah di lima daerah yakni Kabupaten Semarang, Pemalang, Kota Salatiga, Kendal dan Purworejo pada 6-7 Maret 2025 sebagai upaya menekan kenaikan harga kebutuhan," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko.

Pasar murah mulai digelar untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok itu, lanjut Sujarwanto Dwiatmoko, karena sejak memasuki Ramadan harga terus bergerak naik dan guna dapat membantu warga yang mengalami kesulitan akibat tingginya harga kebutuhan dengan menjual barang murah seperti beras Rp11.000 per kilogram, minyak goreng Rp14.000 per liter dan cabai kemasan 250 gram seharga Rp15.000.

Pasar murah digelar di sejumlah daerah tersebut, menurut Sujarwanto Dwiatmoko, merupakan salah satu strategi dalam menekan harga kebutuhan pokok, disamping itu juga dilakukan  pemantauan harga komoditas di pasar agar tidak terjadi penimbunan barang demi keuntungan besar. "Langkah ini juga bertujuan  menjaga tingkat inflasi," imbuhnya.

Berdasarkan catatan BPS Jawa Tengah , ungkap Sujarwanto Dwiatmoko, pada Januari-Februari 2025 Provinsi Jateng mengalami deflasi akibat kebijakan subsidi listrik 50 persen, namun seiring berakhirnya subsidi listrik tersebut pada Maret-April kondisi dimungkinkan berbalik menjadi inflasi, bahkan jelang Hari Raya Idul Fitri menjadikan pemerintah waspada agar inflasi tetap terjaga.

Hasil pemantauan TPID di berbagai pasar tradisional, demikian Sujarwanto Dwiatmoko, sejumlah bahan pangan yang mengalami lonjakan harga cukup tinggi seperti cabai rawit merah yang menembus lebih dari Rp100 ribu per kilogram, juga harga sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya juga naik, meskipun stok barang tersedia cukup banyak. 

"Cukup aneh karena stok cadangan pangan seperti beras masih cukup banyak dan mencukupi kebutuhan hingga lima bulan kedepan, kita minta warga tidak melakukan panic buying," ujarnya. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |