Kebutuhan Teknologi Kesehatan Canggih untuk Pasien Jantung

1 day ago 5
Kebutuhan Teknologi Kesehatan Canggih untuk Pasien Jantung Ilustrasi(Dok Ist)

TEKNOLOGI kesehatan mutakhir, seperti pencitraan, pengobatan, dan pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI), menjadi kunci dalam memberikan layanan jantung yang lebih baik di tengah keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung di Indonesia.

Selain itu, integrasi data pasien lintas fasilitas kesehatan merupakan solusi penting untuk menjembatani kesenjangan layanan. Teknologi virtual berbasis AI juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan di daerah terpencil memberikan layanan yang lebih cepat dan efektif. 

Berdasarkan Philips Future Health Index 2024, sebanyak 74% pemimpin layanan kesehatan di Indonesia berencana untuk berinvestasi dalam teknologi generative AI dalam tiga tahun ke depan, angka itu jauh di atas rata-rata global sebesar 56%.

"Yang sangat membantu kami bekerja lebih cepat dan efisien adalah ketika memiliki teknologi yang tepat. Teknologi ini menyederhanakan alur kerja, mempercepat proses diagnosis, dan mendukung pengambilan keputusan," kata Ketua Bidang Medis Yayasan Jantung Indonesia (YJI) sekaligus kardiologis di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Ario Soeryo Kuncoro di Jakarta, Rau (28/5).

"Artinya, pasien bisa didiagnosis lebih cepat, ditangani lebih awal, dan peluang hasil yang lebih baik juga meningkat. Secara keseluruhan, rumah sakit bisa melayani lebih banyak pasien, yang sangat penting di wilayah dengan sumber daya terbatas," sambungnya.

Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia. Dengan menjadi pelopor transformasi digital dan berinvestasi pada inovasi dan teknologi kesehatan canggih, rumah sakit swasta dapat terus memenuhi kebutuhan pasien jantung saat ini dan di masa depan, sekaligus mendukung sistem kesehatan yang lebih efisien.

Melihat kebutuhan tersebut, Philips bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi alur kerja di seluruh tahapan layanan. Solusi pencitraan berbasis AI, seperti ultrasonografi jantung, CT, dan MRI, membantu dokter mendeteksi kondisi jantung lebih awal dan lebih akurat, serta mempercepat proses diagnosis. 

Pengukuran otomatis dan wawasan waktu nyata juga menyederhanakan alur kerja klinis dan meningkatkan keyakinan dalam diagnosis.

Platform informatika terintegrasi mendukung penanganan kasus jantung kompleks dengan menghubungkan data pencitraan dan data klinis lintas departemen. Tim multidisiplin mulai dari kateterisasi jantung, ekokardiografi, CT, hingga MRI dapat mengakses satu tampilan terpadu pasien untuk melacak perkembangan penyakit dan mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat. 

Alat digital seperti pemantauan jarak jauh dan analitik prediktif juga memberdayakan tenaga kesehatan untuk mengelola kondisi kronis secara proaktif, mengurangi kunjungan rumah sakit yang tidak perlu, dan menjaga keterlibatan pasien dalam pengelolaan kesehatannya sendiri.

Presiden Direktur Philips Indonesia Astri Ramayanti Dharmawan mengatakan perjuangan Indonesia melawan penyakit jantung memerlukan lebih dari sekadar tenaga medis, maka diperlukan inovasi. 

"Dengan keterbatasan jumlah dokter spesialis jantung dan beban penyakit yang terus meningkat, kita butuh solusi teknologi kesehatan yang mampu mempercepat diagnosis dan intervensi. Kami berkomitmen untuk membangun sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh, sejalan dengan visi kami untuk memberikan perawatan yang lebih baik bagi lebih banyak orang," ujar Astri.

Teknologi mutakhir harus disertai dengan kemitraan publik swasta yang solid untuk mempercepat transformasi kesehatan digital di Indonesia.

“Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga bagaimana kita bekerja sama untuk membayangkan kembali cara pelayanan kesehatan diberikan," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |