Taylor Swift Kini Resmi Miliki Seluruh Katalog Musiknya

1 day ago 7
Taylor Swift Kini Resmi Miliki Seluruh Katalog Musiknya Taylor Swift akhirnya memiliki seluruh katalog musiknya, termasuk video, foto, dan lagu unreleased. Ia membeli kembali rekaman master dari Shamrock Capital secara penuh.(Instagram)

MUSISI Taylor Swift kini dengan bangga menjadi pemilik seluruh katalog musiknya. Enam tahun setelah ia memprotes penjualan rekaman master oleh label rekaman lamanya.

“Semua musik yang pernah aku buat… kini menjadi milikku,” ujar Swift dalam postingan di webnya.

Pemenang Grammy itu merinci bahwa ia kini memiliki semua video musik, film konser, sampul album, fotografi, serta lagu-lagu yang belum pernah dirilis. Ia membeli kembali musiknya secara penuh “tanpa syarat, tanpa kemitraan, dengan otonomi penuh” dari Shamrock Capital, perusahaan ekuitas swasta yang sebelumnya mengakuisisi rekaman master-nya.

“Mengatakan ini adalah impian terbesarku yang menjadi kenyataan saja terasa terlalu merendah,” tulis Swift, seraya menambahkan bahwa ia berhasil membeli kembali musiknya dari Shamrock setelah kesuksesan Eras Tour.

“Aku tak bisa cukup berterima kasih atas bantuan kalian yang telah mempertemukanku kembali dengan karya seni yang telah kucurahkan seumur hidup, namun belum pernah benar-benar kumiliki hingga saat ini,” tulisnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Shamrock Capital “karena menjadi pihak pertama” yang memberinya kesempatan untuk membeli kembali musiknya, dan menggambarkan hubungan bisnisnya dengan perusahaan itu sebagai “jujur, adil, dan penuh rasa hormat.”

“Bagi mereka ini mungkin hanya kesepakatan bisnis, tapi aku merasa mereka melihatnya sebagaimana artinya bagiku: kenangan, keringat, tulisan tangan, dan puluhan tahun impian,” tulisnya.

Penjualan rekaman master dari enam album pertama Swift kepada produser Scooter Braun melalui perusahaannya Ithaca Holdings pada 2019 memicu kontroversi. Swift mengklaim dirinya tidak diberi kesempatan untuk membeli katalog tersebut, sementara Braun bersikeras tim Swift sudah mengetahui akan adanya kesepakatan tersebut. Hal itu mendorong Swift untuk merebut kembali hak kepemilikan atas musiknya dengan cara merekam ulang album-album tersebut.

“Aku senang untuknya,” kata Braun dalam pernyataan kepada CNN pada hari Jumat.

Kelanjutan Taylor's Version

Swift menandatangani kontrak dengan Universal Music Group pada 2018, yang memungkinkannya memiliki rekaman master untuk semua karya selanjutnya.

Sejak itu, ia merilis versi ulang atau Taylor’s Version dari album Red, Speak Now, Fearless, dan 1989. Dalam setiap album versi ulang tersebut, ia menyertakan beberapa lagu yang sebelumnya belum pernah dirilis dan menyebutnya sebagai lagu “from the vault.”

Para penggemar berat, yang sering disebut Swifties, telah lama menantikan rilis ulang dari album Reputation (2017) dan album debut self-titled Taylor Swift (2006). Dalam pengumumannya, Swift menyatakan ia belum menyelesaikan rekaman ulang untuk Reputation, tetapi versi Taylor’s Version untuk album debutnya telah rampung.

Swift menulis mungkin suatu hari nanti “dua album itu akan mendapat momennya untuk muncul kembali ketika waktunya tepat,” asalkan itu adalah sesuatu yang membuat para penggemarnya antusias.

“Tapi jika itu terjadi,” tambahnya, “itu tidak akan berasal dari perasaan sedih atau penyesalan atas sesuatu yang dulu kuinginkan. Sekarang, itu hanya akan menjadi sebuah perayaan.”

Empat album rekaman ulangnya sejauh ini sangat sukses. Rilisan 1989 (Taylor’s Version) pada tahun 2023 menjadi album ke-13 miliknya yang menduduki posisi No. 1 di tangga lagu Billboard 200. Album Taylor’s Version lainnya seperti Red, Speak Now, dan Fearless juga langsung meraih posisi puncak di tangga lagu pada saat dirilis.

Salah satu faktor kesuksesan ini adalah keberadaan lagu-lagu baru “from the vault” di tiap album. Misalnya, lagu “Is It Over Now?” dari 1989 (Taylor’s Version) sempat menduduki posisi pertama tangga lagu Billboard Hot 100 selama satu minggu.

Swift menulis ia belum merekam ulang bahkan seperempat dari Reputation karena album itu “sangat spesifik pada masa hidupku saat itu, dan aku selalu merasa terhenti ketika mencoba menggarapnya kembali.” Namun, ia memberi isyarat jika para penggemarnya “suka dengan ide ini,” suatu hari ia mungkin akan merilis lagu-lagu vault dari album tersebut.

Perjuangan bertahun-tahun Swift dalam merekam ulang enam album pertamanya telah memicu diskusi besar dalam industri musik mengenai hak dan kepemilikan artis — sesuatu yang juga ia singgung dalam suratnya.

“Aku sangat terharu dengan diskusi yang kembali mencuat dalam industri ini di kalangan artis dan penggemar karena kisah ini,” tulisnya. “Setiap kali seorang artis baru mengatakan kepadaku bahwa mereka berhasil menegosiasikan kepemilikan atas rekaman master mereka dalam kontrak karena perjuangan ini, aku kembali diingatkan betapa pentingnya semua ini terjadi.”

Swift menutup suratnya dengan rasa terima kasih kepada semua orang yang “penasaran terhadap sesuatu yang dulunya dianggap terlalu teknis industri untuk dibahas luas.”

“Kalian tak akan pernah tahu betapa artinya ini bagiku bahwa kalian peduli. Setiap hal kecil dari perhatian itu berarti, dan membawa kita sampai di sini,” tambahnya. “Berkat kalian — niat baik, kerja tim, dan dukungan kalian — hal-hal terbaik yang pernah menjadi milikku… akhirnya benar-benar menjadi milikku.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |