2 weeks ago
23
Profesor Bidang Biologi Perikanan Universitas Brawijaya, Malang , Tri Djoko Lelono.(MI/Bagus Suryo)
GURU besar bidang biologi perikanan Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan tambang emas di Banyuwangi bertanggung jawab mengurangi jenis ikan di kawasan setempat.
"Reklamasi akan berpengaruh (mengurangi ikan). Di Banyuwangi, dengan adanya tambang emas, pasti berpengaruh," tegas Profesor Bidang Biologi Perikanan UB Tri Djoko Lelono, Rabu (16/4).
Tri meneliti kehidupan nelayan dan pesisir dari Muncar, Banyuwangi, sampai Pacitan di Jatim. Khusus nelayan di sekitar tambang emas mengungkapkan sejumlah jenis ikan semakin berkurang seperti tongkol.
Adapun penelitian ini mentok pada masyarakat nelayan di lingkungan pesisir. "Tambang emas selama ini tertutup, jadi pendekatannya ke masyarakat. Yang bisa kita lakukan, akademisi pengabdian di masyarakat pesisir," ujarnya.
Dalam berbagai kasus, ikan berkurang juga lantaran faktor degradasi lingkungan pesisir akibat perubahan iklim, dan eksploitasi secara berlebihan. "Ikan yang ditangkap belum waktunya bertelur," katanya.
Kebanyakan nelayan asal tangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap yang bisa mengambil seluruh ikan baik yang besar maupun kecil.
Karena itu, Tri menawarkan hasil riset pengelolaan sumber daya laut yang adaptif dan berkelanjutan dengan model EPB-UB Universitas Brawijaya. Inovasi ini mengenalkan model pengelolaan perikanan berbasis ekologi dan biologi perikanan (EPB-UB).
Model ini memiliki keunggulan responsif adaptif terhadap perubahan lingkungan. Termasuk memungkinkan pengelolaan yang lebih fleksibel terhadap perubahan cepat dalam ekosistem.
Model ini pula menerapkan teknologi canggih seperti sistem informasi geografis, enviromental DNA, dan kecerdasan buatan untuk memberikan data real-time lebih akurat. Bahkan, bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dari pengambilan keputusan untuk menjaga kelestarian sumber daya perikanan sembari meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. (E-2)
