Suntikan Investasi Qatar ke Danantara Perkuat Fondasi Keuangan RI

5 days ago 10
Suntikan Investasi Qatar ke Danantara Perkuat Fondasi Keuangan RI Gedung BPI Danantara di Jakarta.(Dok. MI/Usman Iskandar)

ANALIS pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai rencana komitmen investasi Qatar sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp33,6 triliun ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat mengokohkan stabilitas keuangan nasional.

Dengan kapasitas dana yang besar dan dukungan politik yang kuat, Danantara diyakini bisa meredam volatilitas, menjaga kepercayaan investor, serta menopang pertumbuhan ekonomi lewat strategi investasi jangka panjang yang terukur.

"Pendanaan dari Qatar ini menjadi babak baru dalam upaya memperkuat fondasi keuangan nasional," ujar Hendra kepada Media Indonesia, Senin (14/4).

Kehadiran Danantara tidak hanya dipandang sebagai sumber likuiditas baru, tetapi juga sebagai jangkar stabilitas bagi indeks harga saham gabungan (IHSG), khususnya saat pasar menghadapi gejolak.

Tidak kalah penting, lanjut Hendra, Danantara juga bisa menjadi penyeimbang dominasi investor asing yang selama ini sangat menentukan arah pergerakan pasar, terutama pada saham-saham unggulan.

"Walau belum dapat sepenuhnya menggantikan peran asing, Danantara mampu berperan sebagai penyangga pasar di saat aksi jual asing membanjir, sehingga pasar tak mudah terguncang," jelasnya.

Secara makro, kehadiran Danantara menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia serius membangun ekosistem investasi domestik yang tangguh. Terlebih jika alokasi dana difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, teknologi, pangan, hingga manufaktur nasional. Hal tersebut memiliki efek dominonya yang besar.

"Yakni, memperkuat emiten lokal, menarik lebih banyak investor institusi domestik, hingga mendorong lahirnya instrumen pasar baru yang lebih dalam dan terdiversifikasi," ucapnya.

Namun demikian, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada tata kelola yang profesional, transparan, serta terhindar dari intervensi politik yang bisa merusak tujuan mulia ini. Jika salah mengelola dana besar, dikhawatirkan menciptakan distorsi harga, hingga memperburuk persepsi investor terhadap integritas pasar modal Indonesia.

Maka dari itu, Hendra menegaskan pentingnya pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelibatan manajer investasi yang kompeten.

"Ini mutlak dibutuhkan untuk menjaga agar Danantara benar-benar menjadi kekuatan yang mendorong pertumbuhan pasar, bukan justru menjadi risiko baru dalam sistem keuangan nasional," pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |