Ilustrasi penerima bansos(Antara Foto)
PENGAMAT Sosial dari Universitas Indonesia (UI), Rissalwan Habdy Lubis mengatakan bantuan langsung tunai atau BLT yang terlambat disebabkan oleh adanya dua sumber data yang digunakan untuk menyalurkan BLT.
“Jadi memang namanya sama-sama BLT tapi kan sebetulnya skemanya berbeda ya dan sumber datanya berbeda. Jadi sepengetahuan saya yang BLT reguler itu maksudnya yang masih menggunakan data DTKS. Ini yang disinyalir kemarin ada penyalahgunaan oleh penerima BLT untuk judi online ya. Jadi kan BPNT (bantuan pemerintah non-tunai) sama PKH (program keluarga harapan) penerimanya,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (23/10).
“Sementara kalau yang baru ini kan namanya BLT kesra. BLT kesra ini yang dibilang sementara karena kan sumber datanya adalah DTSEN. Jadi memang sumber datanya beda dan targetnya juga berbeda,” lanjut Rissalwan.
Lebih lanjut, meskipun menggunakan DTSEN, Rissalwan mengatakan bahwa penerima BLT sementara lebih besar atau sekitar 30 juta penerima.
“Jadi langsung desil 1 sampai desil 4 gitu padahal seharusnya nggak begitu ya. Harusnya jangan langsung main pukul rata desil 1 desil 4,” tuturnya.
Untuk itu, jika BLT disebut masih belum tepat sasaran merupakan hal yang tepat karena basis datanya yang belum tunggal.
“Jadi kalau dibilang masih belum tepat sasaran ya bisa dibilang begitu. Masa basis datanya ada dua. Jangan-jangan orang-orang yang ada di basis data DTSEN dengan DTKS itu sama yang desil-desil bawah itu. Nah bantuannya dobel juga kan. Jadi memang kalau dibilang tepat sasaran ya kuncinya memang ada basis data. Jadi basis data itu harus tunggal gitu. Jadi data terpadu tapi ada dua, kan aneh,” jelas Rissalwan.
Sementara itu, terkait penggunaan BLT untuk judi online, Rissalwan menilai bahwa hal itu harus dibuktikan terlebih dahulu.
“Jadi kan udah bikin heboh seolah-olah orang miskin mentalitasnya buruk. Ini satu paradoks yang ditampilkan oleh pemerintah. Di satu sisi bilang mau menyatakan bukan bikin statement seolah-olah orang miskin itu pemain judol. Tapi benar nggak ini statement atau cuma menyesatkan. Jadi buktikan dulu,” kata dia.
“Dari PPATK kalau nggak salah pertama dengar ini sengaja ngelempar bola panas gitu ya. Tiba-tiba nutup rekening orang dan sebagainya gitu ya. Ini jangan kabur dari tanggung jawab. Ketika ngelempar satu statement yang tidak bertanggung jawab. Harusnya diklarifikasi,” pungkasnya. (H-4)


















































