Studi Yale Ungkap Caligula Punya Pengetahuan Farmakologi dan Tanaman Obat Kuno

6 hours ago 4
Studi Yale Ungkap Caligula Punya Pengetahuan Farmakologi dan Tanaman Obat Kuno Caligula. Kopenhagen, Museum Seni Rupa New Carlsberg(Sergey Sosnovskiy CC BY-SA 2.0)

CALIGULA, kaisar Romawi dikenal sebagai sosok yang tidak stabil dan terkenal dengan kekejamannya. Studi Yale mengungkapkan sosok itu memiliki pemahaman mengenai tanaman obat.

Penelitian yang dilakukan Program Farmakologi Kuno Yale (YAPP) ini menguraikan sebuah kisah pendek mengenai Caligula yang awalnya dicatat sejarawan Suetonius dalam “The Twelve Caesars,”. Sebuah koleksi biografi para penguasa Romawi dari abad kedua mulai dari Julius Caesar hingga Domitianus.

Dalam kisah itu, seorang senator Romawi dengan pangkat praetorian yang tidak disebutkan, yang mengalami penyakit tak terungkap. Ia pergi berlibur ke kota spa Antikyra di Yunani dengan harapan kesehatannya akan membaik setelah menjalani pengobatan yang terbuat dari hellebore, tanaman berbunga yang diyakini memiliki khasiat penyembuhan.

"Studi kami mengungkapkan Antikyra berperan sebagai sejenis Mayo Clinic di zaman Romawi - sebuah lokasi di mana individu Romawi yang kaya dan berkuasa datang untuk mendapatkan perawatan medis yang tidak mudah ditemukan di tempat lainnya," ujar salah satu penulis, Andrew Koh, yang merupakan peneliti utama YAPP dan seorang ilmuwan di Yale Peabody Museum.

“Hal ini juga menunjukkan Caligula, walaupun seorang tiran, memiliki pemahaman lebih luas mengenai pengobatan daripada yang selama ini diketahui.” Imbuhnya.

Perjalanan Medis di Era Romawi 

Berada di Teluk Korintus di daerah Phocis, Yunani tengah, Antikyra Romawi adalah kota pelabuhan kecil yang dikenal karena keterkaitannya dengan pengelolaan hellebore yang khas.

Di masa lalu, hellebore sangat dihargai sebagai pencahar, obat untuk epilepsi, dan terapi untuk penyakit jiwa, menurut para peneliti. 

Teks-teks kuno menyoroti dua jenis tanaman. Hellebore putih dimanfaatkan untuk meredakan sakit kepala. Sedangkan hellebore hitam digunakan untuk menyucikan usus.

Peneliti menyatakan sulit untuk meneliti penggunaan historis hellebore. Pasalnya masyarakat kuno, yang tidak terikat oleh klasifikasi taksonomi modern, menggunakan istilah "hellebore" untuk menggambarkan berbagai jenis tanaman.

Mereka juga mencatat pengenalan kuno terhadap kehidupan tumbuhan berevolusi seiring waktu dan lokasi, yang menyebabkan variasi dalam nama-nama tumbuhan.

Yang semakin mempersulit adalah para ahli botani lokal di Yunani modern menggunakan penamaan yang secara jelas merujuk pada tumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan yang dijelaskan dalam teks-teks kuno.

Sebagai contoh, kata peneliti, seorang pakar herbal di Antikyra modern, yang sekarang adalah desa nelayan kecil, mengenali “elleboro” sebagai elderberry kerdil, yang adalah tanaman yang sepenuhnya berbeda dengan hellebore seperti yang dijelaskan dalam teks kuno.

Para peneliti menyimpulkan tidak mungkin hellebore tumbuh dalam jumlah yang memadai di sekitar Antikyra kuno untuk mendukung produksi obat herbal berskala besar.

Gunung Helicon

Saat ini, tegakan hellebore besar terdekat yang mereka temukan berada lebih dari 2.500 kaki di atas permukaan laut di sisi selatan Gunung Helicon, yang terletak di tenggara Antikyra. Spesimen hellebore yang mereka temukan jelas cocok dengan deskripsi dalam sumber-sumber kuno.

Walaupun bukan sumber tanaman yang banyak, Antikyra dikenal karena keampuhan ramuan hellebore obat khusus yang diproduksi di sana, yang digunakan untuk merawat kesedihan, kegilaan, epilepsi, dan asam urat.

Beberapa formula hellebore Antikyran mencakup tanaman lain yang dikenal sebagai sesamoides dalam teks-teks kuno, bahan tertentu yang membuat obat pencahar lebih aman untuk digunakan, kata peneliti, merujuk pada resep obat Antikyran yang dijelaskan oleh Pliny.

Di awal abad pertama Sebelum Masehi, masyarakat Romawi sudah mengenal nama Antikyra sebagai penghasil ramuan hellebore yang sangat berkhasiat melalui kedatangan dokter-dokter Yunani ke Roma dan perdagangan buku-buku Yunani yang berkembang, menurut para peneliti.

“Betapa mengherankan bahwa Antikyra dicatat dalam sejarah, padahal Antikyra tidak pernah menjadi lokasi budaya atau ekonomi yang signifikan,” ungkap Luke. "Kota ini terkenal untuk perawatan hellebore dan beberapa hal lainnya."

Caligula yang Lebih Berpendidikan 

Catatan Suetonius mengenai kehidupan Caligula berbeda dari biografi para kaisar lainnya karena terbagi menjadi dua bagian: Bagian pertama menguraikan latar belakang Caligula dan prosesnya meraih kekuasaan; bagian kedua menjelaskan perilakunya yang tidak stabil, bengis, dan gila.

Walaupun tidak berupaya memperbaiki citra Caligula, para peneliti menyatakan bahwa ia kemungkinan adalah sosok yang lebih berpendidikan daripada yang dapat diambil dari tindakan mengerikan yang diuraikan oleh Suetonius.

Mereka merujuk pada deskripsi filsuf Philo dari Aleksandria yang menggambarkan Caligula sebagai kaisar dengan banyak pengetahuan praktis yang menonjol, termasuk pemahaman mendalam tentang rute perdagangan dan pelayaran.

Philo, seorang kritikus kaisar terkemuka, juga mengamati bagaimana Caligula menyimpangkan seni pengobatan Apollo untuk niat jahat, yang menunjukkan bahwa kaisar memiliki pemahaman farmakologis yang mendalam, kata para peneliti.

Mereka pun mengutip beberapa kisah yang menunjukkan bahwa Caligula, yang dikenal sebagai peracik racun yang semangat, sebenarnya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai racun dan obat penawarnya. 

Mereka mencatat bahwa Caligula meyakini ayahnya, Germanicus, meninggal karena keracunan, yang mendorongnya mempelajari farmakologi, setidaknya akibat paranoia akan mengalami nasib serupa.

Caligula dekat dengan penggunaan hellebore, seperti yang dinyatakan oleh Luke dan Koh, menandakan bahwa ia mengalami epilepsi, gangguan jiwa, dan sulit tidur—semua penyakit yang diyakini oleh masyarakat kuno bisa disembuhkan dengan tanaman tersebut. (PHYS.ORG/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |