Spurs Hadapi Pemberontakan setelah Pemecatan Postecoglou, Pemain Ancam Hengkang 

5 hours ago 4
Spurs Hadapi Pemberontakan setelah Pemecatan Postecoglou, Pemain Ancam Hengkang  Ange Postecoglou(DOK TOTTENHAM HOTSPUR)

KEPUTUSAN bos Tottenham Hotspur, Daniel Levy, memecat Ange Postecoglou sebagai pelatih pada Jumat (6/6) memicu risiko pemberontakan pemain. 

Hanya dua minggu setelah membawa Tottenham Hotspur menjuarai Liga Europa dan mengakhiri puasa trofi selama 17 tahun, Ange Postecoglou justru didepak dari kursi pelatih. Keputusan mendadak ini memicu gejolak besar, baik di ruang ganti maupun di kalangan suporter.

Thomas Frank dari Brentford saat ini menjadi kandidat utama untuk menggantikan posisi tersebut. Nama lain seperti Marco Silva (Fulham) dan Andoni Iraola (Bournemouth) juga disebut-sebut sebagai calon kuat.

Namun tugas pertama pelatih baru tidak akan mudah. Ia harus menghadapi ruang ganti yang pelik, penuh dengan pemain yang secara terbuka mendukung Postecoglou dan kecewa berat dengan kepergiannya. 

Sejumlah Pemain Ingin Hengkang

Menurut laporan The Telegraph, sejumlah pemain bahkan mempertimbangkan untuk hengkang di bursa transfer musim panas sebagai bentuk protes atas cara klub menangani situasi ini.

Isu 'pemberontakan pemain' kini menjadi kekhawatiran besar bagi Ketua Klub, Daniel Levy. Para pemain merasa kecewa, bukan hanya karena kepergian sang pelatih, tetapi juga karena cara klub mengambil keputusan tersebut tanpa mempertimbangkan dampaknya secara emosional.

Para pemain Spurs pun ramai-ramai menuliskan pesan perpisahan yang menyentuh di media sosial. Kapten tim, Son Heung-min, menyebut Postecoglou sebagai "legenda" yang "mengubah arah klub dan percaya pada para pemain".

Kiper utama Guglielmo Vicario menulis bahwa Postecoglou bukan hanya pelatih hebat, tapi juga sosok pemimpin dan mentor yang akan selalu ia hormati. “Apa yang kita capai bersama akan tertulis dalam sejarah klub,” ujarnya.

Bek sayap Pedro Porro mengenang dukungan pelatih dalam masa adaptasinya, dan menyebut bahwa Postecoglou telah memberikan “salah satu momen terhebat dalam sejarah klub”.

Sementara itu, Dominic Solanke berterima kasih karena telah dibawa ke klub dan diberi kesempatan untuk meraih trofi yang selama ini hanya menjadi impian. “Saya tidak akan pernah melupakan percakapan sebelum saya tanda tangan. Kita wujudkan mimpi,” tulisnya.

Pihak klub melalui pernyataan resminya mengaku bahwa keputusan ini dibuat secara bulat, meskipun diakui sangat sulit.

“Kemenangan di Liga Europa memang bersejarah, tetapi kami tidak bisa mengambil keputusan berdasarkan emosi semata,” bunyi pernyataan itu.

Namun reaksi para suporter sangat keras. Banyak yang menilai keputusan tersebut sebagai kesalahan besar. Salah satu penggemar menuliskan:

“Klub ini benar-benar lelucon.”

Komentar lainnya menyebut: “Tottenham seolah kecanduan menghancurkan dirinya sendiri. Memalukan. Tapi terima kasih, Ange, karena sudah membuat kami merasakan bagaimana rasanya menang lagi.” (Thesun/P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |