
RUDAL jelajah Tomahawk menjadi andalan Amerika Serikat dalam berbagai operasi militer jarak jauh. Dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer dan kemampuan terbang rendah untuk menghindari radar musuh, senjata ini dikenal efektif menghantam target strategis dengan akurasi tinggi.
Seperti diberitakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengirim rudal Tomahawk AS ke Ukraina jika Rusia tak hentikan perang. Simak spesifikasi lengkap Tomahawk yang membuat Rusia waspada.
Spesifikasi utama
Jangkauan: hingga 2.500 kilometer
Kecepatan: sekitar 885 km/jam (subsonik)
Hulu ledak: muatan konvensional (sekitar 500 kg) atau nuklir
Platform peluncuran: kapal perang dan kapal selam
Panduan & navigasi: dipandu GPS; dirancang untuk terbang pada rute non-linier guna menghindari sistem pertahanan udara musuh
Kemampuan tambahan: diklaim memiliki tingkat akurasi tinggi dan mampu mengirimkan informasi kerusakan dari lokasi sasaran ke pusat komando
Riwayat penggunaan (ringkasan)
1991: pertama kali digunakan pada Operasi Badai Gurun untuk menyerang pasukan Irak.
1993: digunakan menyerang fasilitas nuklir Zafraniyah di Irak.
2003: menjadi bagian utama dalam invasi AS ke Irak.
2011: hampir 100 Tomahawk ditembakkan dari USS Florida dalam Operasi Odyssey Dawn di Libya.
2016: digunakan dalam operasi terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Rudal ini dikenal memiliki daya rusak besar dan dianggap sebagai salah satu instrumen strategis utama Washington dalam operasi jarak jauh.
Ancaman Donald Trump
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman langsung kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan menyebut Washington siap memasok rudal Tomahawk ke Ukraina jika Moskow tidak segera mengakhiri perang.
Dalam keterangannya kepada awak media di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump menegaskan tidak menutup kemungkinan pengiriman rudal jelajah tersebut apabila konflik antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut.
“Saya mungkin akan bicara dengannya. Saya mungkin akan mengatakan, dengar, kalau perang ini tidak kunjung selesai, saya akan kirim rudal Tomahawk,” kata Trump dalam perjalanan menuju Mesir, dikutip dari AFP, Rabu (15/10).
Trump mengakui bahwa pengiriman Tomahawk ke Kyiv akan menjadi langkah yang bersifat eskalatif. Namun, ia menilai Rusia tentu tidak menginginkan senjata tersebut ditembakkan ke wilayah mereka.
Respons Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin merespons ancaman tersebut dengan menegaskan bahwa pihaknya tidak gentar terhadap rudal Tomahawk. Meski begitu, ia memperingatkan adanya dampak serius terhadap hubungan bilateral kedua negara bila Washington benar-benar mengeksekusi ancaman itu.
“Termasuk pula akan berdampak pada relasi antara Rusia dan Amerika Serikat,” ujar Putin, sambil menegaskan bahwa perang bisa meningkat ke level baru jika langkah itu diambil. (I-1)