
SPACEX masih menargetkan misi ke Mars tahun depan menggunakan kendaraan raksasa Starship. Meskipun baru-baru ini megaroket tersebut mengalami beberapa ledakan dalam uji coba.
Hal ini menjadi salah satu poin utama dari pembaruan terbaru yang disampaikan Elon Musk mengenai rencana SpaceX membantu umat manusia menetap di Planet Merah.
“Kemajuan diukur dari seberapa cepat kita bisa membangun peradaban mandiri di Mars,” kata Musk dalam presentasi berdurasi 42 menit yang dipublikasikan SpaceX di platform X pada Kamis (29/5), mengacu pada pengembangan Starship yang masih berlangsung.
Tentang Starship
Roket raksasa ini terdiri dari dua komponen yang dirancang dapat digunakan kembali secara penuh dan cepat: booster bernama Super Heavy dan tahap atas setinggi 52 meter yang disebut Starship (atau cukup disebut Ship).
Starship telah menjalani sembilan uji penerbangan, yang terbaru diluncurkan pada Selasa (27/5). Pada misi itu, Ship berhasil mencapai luar angkasa, namun mengalami gangguan tak lama setelahnya, kemungkinan akibat kebocoran propelan. SpaceX kehilangan kendali atas kendaraan tersebut, yang akhirnya jatuh kembali ke Bumi dalam reentry tak terkendali di atas Samudra Hindia.
Ship juga mengalami masalah serius pada uji coba ke-7 dan ke-8 yang diluncurkan masing-masing pada Januari dan Maret tahun ini. Dalam kedua kasus, Ship meledak kurang dari 10 menit setelah peluncuran, menyebabkan puing-puing jatuh ke Samudra Atlantik.
Namun, Musk tetap optimistis setelah penerbangan ke-9. Ia menyoroti peningkatan performa Ship dibanding dua peluncuran sebelumnya, dan menyatakan bahwa perusahaan memiliki banyak data untuk dianalisis ke depannya.
Nada serupa juga disampaikannya dalam video pembaruan yang direkam di Starbase, kota baru di Texas Selatan yang menjadi pusat produksi dan peluncuran Starship.
“Dengan setiap peluncuran kita terus belajar apa yang dibutuhkan untuk membuat kehidupan manusia bisa menjangkau banyak planet dan menyempurnakan Starship agar bisa membawa ratusan ribu, bahkan jutaan orang ke Mars,” tambahnya.
Starship Versi Baru dan Rencana Mars 2026
Starship adalah roket terbesar dan terkuat yang pernah dibangun; versi saat ini tingginya sekitar 121 meter. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, ukurannya akan semakin besar sesuai rencana.
Versi terbaru yang disebut Version 3 akan memiliki tinggi 124,4 meter saat terpasang penuh, kata Musk dalam presentasi. Inilah varian yang diproyeksikan mampu terbang ke Mars dan membantu proses kolonisasi. Musk mengatakan versi ini akan dapat digunakan kembali dengan cepat dan dapat diisi ulang bahan bakar di orbit Bumi—hal penting untuk perjalanan luar angkasa jarak jauh, karena membawa semua bahan bakar sejak peluncuran akan mengurangi kapasitas muatan seperti kru dan habitat.
Version 3 direncanakan akan mulai terbang perdana pada akhir tahun ini. Jika semua berjalan lancar, Starship bisa menuju Mars sekitar setahun kemudian.
Bumi dan Mars hanya sejajar ideal untuk misi antarplanet setiap 26 bulan sekali. Kesempatan berikutnya datang pada November–Desember 2026, dan SpaceX akan mencoba memanfaatkannya. Targetnya: mengirim lima unit Starship Version 3 ke Mars untuk menguji kendaraan dan teknologinya, kata Musk.
Kendaraan-kendaraan ini—semuanya tahap atas Ship tanpa Super Heavy, karena booster akan kembali ke Bumi—akan tanpa awak. Namun, mereka akan membawa beberapa robot humanoid Optimus buatan Tesla, perusahaan mobil yang juga dipimpin Musk.
“Itu akan jadi gambar yang epik—melihat Optimus berjalan di permukaan Mars,” ujarnya.
Tantangan, Target, dan Kota di Mars
Apakah target 2026 realistis? Musk mengakui tantangan terbesar adalah menguasai teknik pengisian bahan bakar Ship di luar angkasa. “Kami akan mencoba memanfaatkan kesempatan itu, jika beruntung,” katanya. “Saya kira peluangnya sekitar 50/50 saat ini.”
Jika Starship benar-benar mencapai Mars pada 2026, SpaceX akan meningkatkan skala operasinya, mengirim sekitar 20 Ship ke Mars antara tahun 2028–2029. Dan bisa jadi, ada manusia di dalamnya.
“Asalkan misi pertama sukses dan berhasil mendarat, kita akan kirim manusia di misi berikutnya, dan mulai membangun infrastruktur di Mars,” kata Musk.
Atau, lanjutnya, “mungkin untuk amannya, kita akan lakukan dua misi pendaratan dulu dengan Optimus, lalu yang ketiga baru membawa manusia. Kita lihat nanti.”
SpaceX sudah mulai mengidentifikasi lokasi terbaik untuk kota Mars. Tempat ideal akan jauh dari kutub yang membeku, memiliki es air yang mudah diakses, dan permukaan yang datar untuk memudahkan pendaratan dan peluncuran. Kandidat terdepan saat ini, menurut Musk, adalah Arcadia Planitia, sebuah dataran vulkanik di belahan utara Mars.
Pada jendela peluncuran ketiga dari sekarang (sekitar tahun 2030–2031), 100 Ship bisa diterbangkan ke Mars. Pada jendela berikutnya (sekitar 2033), jumlah itu bisa meningkat menjadi 500, menurut salah satu slide dalam presentasi Musk.
Tujuan Akhir: Kota Mandiri di Mars
Tujuan akhir SpaceX adalah membangun kota mandiri di Mars, yang dapat bertahan bahkan jika terputus total dari Bumi. Kota seperti itu kemungkinan akan dihuni lebih dari satu juta orang, dan membutuhkan pengangkutan jutaan ton kargo antar planet.
Musk membayangkan kota ini akan dibangun dan dipasok menggunakan Starship—mungkin versi masa depan yang tingginya 142 meter. Saat kota tersebut matang, ribuan tahap atas Ship bisa tiba dan berangkat selama setiap jendela peluncuran Bumi-Mars.
“Ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa—kota pertama di planet lain, dunia baru. Dan juga kesempatan bagi para Martian (penghuni Mars) untuk memikirkan ulang bagaimana mereka ingin membentuk peradaban,” ujar Musk. “Ayo kita wujudkan!” (space/Z-2)