
KASUS perundungan dan penganiayaan yang mengakibatkan siswa kelas 1 SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan Angga Bagus Perwira,12, meninggal di kelas terungkap. Angga dipukuli dan hasil autopsi memperlihatkan ada gumpalan darah di bagian kepala diduga sebagai penyebab kematian korban
Pemantauan Media Indonesia, Minggu (12/19) petang, suasana duka masih menyelimuti keluarga mendiang Angga yang ditemukan meninggal dunia setelah mendapatkan perundungan dan penganiayaan oleh teman-temannya di SMP Negeri 1 Geyer.
Selain keluarga, yakni kakek dan neneknya serta orangtua Angga, yang pulang dari dari Cianjur, Jawa Barat, juga sejumlah tetangga datang untuk memberikan doa serta turun berbela sungkawa atas meninggalnya siswa yang dikenal pendiam dan menjadi korban perundungan dan penganiayaan tersebut.
Korban Angga, yang tinggal dan hidup bersama kakeknya di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan telah dimakamkan di desa tersebut pada Minggu (12/10) pagi, setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan dan autopsi di RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.
"Sebelumnya masih pagi ketika pelajaran pertama dan guru belum datang, korban Angga sempat diadu dan berkelahi dengan salah satu temannya," kata seorang teman mendiang Angga tapi berbeda kelas di SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan.
Kejadian itu, awalnya, mendiang Angga Bagus Perwira diejek teman-temannya, lanjut teman Angga itu, namun tidak terima hingga berkelahi dan dipukuli bagian kepalanya, kemudian pada jam pelajaran ketiga dan belum ada guru sekitar pukul 11.00 WIB, Angga kembali menjadi sasaran ejekan dan tantangan dari teman-temannya.
Menurut kesaksian sang teman, pada saat itu, Angga kembali dikerubungi teman-temannya dan diadu lagi dengan salah satu temannya, bahkan dalam duel kedua ini kepala Angga banyak menerima pukulan dari lawannya hingga membuatnya kejang-kejang sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.
Angga kemudian dilarikan ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS), namun korban telah meninggal dunia hingga kemudian dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk dilakukan pemeriksaan dan autopsi serta kepolisian langsung menurunkan petugas untuk melakukan penyelidikan.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terhadap kasus ini, bahkan sejumlah saksi telah dimintai keterangan, sembari menunggu hasil autopsi dari rumah sakit," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Grobogan Ajun Komisaris Rizky Ari Budianto.
Sejumlah saksi dimintai keterangan atas kematian Angga, ungkap Rizky, mulai dari teman sekelas korban hingga para guru di SMP Negeri 1 Geyer, bahkan jumlah saksi diperiksa masih dapat bertambah sesuai perkembangan proses hukum kasus tersebut.
Sementara itu dari rumah sakit menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan dan autopsi terhadap korban Angga ditemukan adanya gumpalan darah akibat benturan benda keras, bahkan gumpalan darah di kepala ini diduga menjadi penyebab korban kejang-kejang dan kemudian meninggal.
"Hasil autopsi di RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi oleh Bidang Dokkes Polda Jawa Tengah pada Sabtu (12/10) malam, ada penggumpalan darah di kepala, yang kuat dugaan disebabkan oleh benturan keras akibat kekerasan fisik," kata Paman korban, Suwarlan ,45, di rumah duka.
Keluarga saat ini, demikian Suwarlan, meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, juga berharap para pelaku perundungan dan penganiayaan terhadap korban dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya menyebabkan korban kehilangan jiwa.
"Jika saat itu ada guru tidak mungkin terjadi seperti itu, apalagi pada jam pelajaran," tambahnya. (Z-1)