Siapkan Agen Perubahan untuk Budaya Antikekerasan dalam Pendidikan

2 weeks ago 14
Siapkan Agen Perubahan untuk Budaya Antikekerasan dalam Pendidikan Training of Trainer (ToT) program #AyoBalasBaik di PPSDM Kemendikdasmen, Bojongsari, Depok pada Sabtu, 22 Februari 2025.(Dokpri)

MENURUT data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA), kasus kekerasan terhadap anak pada Januari hingga Februari 2024 mencapai 1.993. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2023, terdapat 2.355 kasus pelanggaran perlindungan anak, sekitar 861 kasus terjadi di lingkungan sekolah. Fakta ini menunjukkan perlu tindakan konkret untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung.

Untuk menanggulangi maraknya kekerasan dalam dunia pendidikan itu, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), Rumah Guru Bimbingan dan Konseling (RGBK), serta Indonesia Student & Youth Forum (ISYF) mengadakan Training of Trainer (ToT) program #AyoBalasBaik di PPSDM Kemendikdasmen, Bojongsari, Depok pada Sabtu, 22 Februari 2025. Program ini pertama kali diperkenalkan kepada 136 peserta Forum Pelajar Indonesia (FOR) ke-12 yang diselenggarakan oleh ISYF pada 2023 dan mendapat respons positif.

Ketua KGSB Ardyles Faesilio menyoroti terus meningkatnya angka kasus bullying atau perundungan yang semakin mengkhawatirkan. Kegiatan ini sebagai upaya bersama untuk mengambil langkah-langkah preventif yang efektif dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya mencegah dan menanggulangi bullying kepada calon fasilitator.

"Melalui ToT ini, diharapkan akan lahir 20 fasilitator baru yang siap menjadi agen perubahan dalam mengkampanyekan budaya antikekerasan di dunia pendidikan. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan partisipatif, #AyoBalasBaik diharapkan dapat menjadi gerakan nasional yang menginspirasi perubahan positif," ujar Lio.

Materi yang disampaikan meliputi Point of You Stop Bullying, yakni sesi brainstorming pengalaman peserta terkait bullying dan dampaknya. Kemudian Kajian Perspektif Pendidikan Tanpa Kekerasan berupa diskusi mendalam tentang konsep pendidikan tanpa kekerasan, tanda-tanda bullying, serta cara mengatasinya. Selanjutnya Coaching Agen #AyoBalasBaik, pelatihan fasilitasi gerakan #AyoBalasBaik, termasuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan berikutnya Simulasi dan Praktik berupa latihan langsung sebagai fasilitator dengan evaluasi dari trainer. Terakhir Canvas Action Plan Stop Bullying, yakni penyusunan rencana aksi nyata untuk diterapkan di lingkungan masing-masing.

Founder Rumah Guru BK & Widyaiswara PPSDM Kemendikdasmen, Ana Susanti, menegaskan bahwa gerakan ini hanya akan berhasil jika dilakukan bersama-sama. "Kekerasan bisa dihentikan dengan kebaikan. Jika kita semua mengambil peran, pendidikan tanpa kekerasan bukan lagi sekadar impian," ujarnya.

ToT #AyoBalasBaik menjadi langkah awal dari upaya panjang menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, inklusif, dan mendukung perkembangan anak-anak Indonesia secara positif. (RO/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |