
TUBERKULOSIS (Tb) bisa menyerang siapapun bahkan bagi orang yang telah divaksin Tb sekalipun. Namun terdapat kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti orang terdekat penyintas Tb, perawat, hingga anak-anak.
Kelompok yang mengalami sistem imun lemah, disebabkan oleh pengobatan tertentu atau kondisi kesehatan tertentu, memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami penyakit Tb aktif setelah terinfeksi bakteri Tb. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk menjalani pengobatan terhadap Tb.
Beberapa jenis kondisi kesehatan tertentu dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi HIV, penyalahgunaan narkoba suntik, transplantasi organ, penyakit ginjal yang parah, kanker di bagian kepala dan leher, diabetes, pengobatan dengan kortikosteroid, dan silikosis.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat menjelaskan bahwa bayi dan anak juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah terutama yang berusia di bawah 5 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Tb.
CDC juga mengungkapkan bahwa seseorang bisa terkena Tb meskipun telah divaksin Tb. Bacille Calmette-Guérin (BCG) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit Tb. Biasanya, vaksin ini diberikan kepada bayi dan anak-anak di negara-negara dengan angka kasus Tb yang tinggi. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap bentuk Tb yang aktif dan parah, seperti meningitis Tb, pada anak-anak di daerah tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengimbau kepad amasyarakat agar mulai mengetahui mencegah penularan dengan hindari kontak erat dengan penderita Tb aktif, terutama di ruang tertutup.
"Gunakan masker di tempat umum jika sedang sakit, kondisikan rumah agar sirkulasi udara baik, dan jaga daya tahan tubuh dengan makan bergizi, cukup tidur, dan olahraga," kata Aji saat dihubungi, Rabu (21/5).
Untuk pasien Tb yang sedang menjalani pengobatan harus minum obat secara teratur dan tuntas, jalani pengobatan Tb sesuai jadwal dari dokter. Jangan berhenti meski gejala membaik. Apabila pengobatan tidak tuntas bisa menyebabkan resistansi obat (TBC RO).
Masyarakat juga bisa terapkan etika batuk/bersin dengan menutup mulut, gunakan masker selama masa infeksi aktif, hindari kontak dekat, terutama dengan anak-anak atau keluarga serumah.
Konsumsi makanan bergizi tinggi, termasuk protein dan vitamin juga diperlukan agar kondisi kesehatan terjaga. Hindari rokok dan alkohol, serta istirahat cukup dan kelola stres.
"Pasien Tb harus datang ke puskesmas atau rumah sakit sesuai jadwal dan laporkan jika ada efek samping obat atau gejala memburuk (TBC SO)," pungkasnya. (H-3)