Shalat Tarawih Berapa Rakaat: Panduan untuk Umat Islam

3 hours ago 3
 Panduan untuk Umat Islam Foto udaran ribuan umat Islam menunaikan shalat tarawih pertama di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (28/2/2025).(Antara/Khalis Surry)

SHALAT Tarawih, ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan, menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah ini, yang secara harfiah berarti istirahat, dilaksanakan setelah shalat Isya dan menjadi ciri khas malam-malam Ramadhan yang penuh berkah. Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih yang tepat. Apakah 8 rakaat, 20 rakaat, atau bahkan jumlah lainnya? Perbedaan pendapat ini seringkali menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam. Artikel ini hadir untuk memberikan panduan komprehensif mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih, menelusuri dasar-dasar hukumnya, serta mengulas berbagai pandangan ulama terkait masalah ini, sehingga Anda dapat melaksanakan ibadah Tarawih dengan keyakinan dan pemahaman yang mendalam.

Memahami Esensi Shalat Tarawih

Shalat Tarawih bukan sekadar ritual rutin, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Di setiap gerakan dan bacaan, terkandung makna penghambaan diri kepada Sang Pencipta. Ibadah ini menjadi kesempatan emas untuk merenungi diri, memohon ampunan, dan meningkatkan kualitas keimanan. Kehadiran shalat Tarawih di bulan Ramadhan memberikan nuansa yang berbeda, menghidupkan malam-malam dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan doa-doa yang tulus.

Secara bahasa, Tarawih berasal dari kata raaha yang berarti istirahat atau relaksasi. Penamaan ini merujuk pada kebiasaan para sahabat Nabi Muhammad SAW yang beristirahat sejenak setiap selesai melaksanakan beberapa rakaat shalat malam di bulan Ramadhan. Istirahat ini digunakan untuk membaca tasbih, tahmid, dan tahlil, atau sekadar beristirahat untuk memulihkan tenaga sebelum melanjutkan shalat.

Shalat Tarawih memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Tarawih bukan hanya sekadar ibadah sunnah biasa, tetapi juga memiliki potensi untuk menghapus dosa-dosa kita dan meningkatkan derajat kita di sisi Allah SWT.

Dalam melaksanakan shalat Tarawih, penting untuk memperhatikan beberapa adab. Pertama, niatkan ibadah ini semata-mata karena Allah SWT. Kedua, laksanakan shalat dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Ketiga, perhatikan bacaan-bacaan shalat dengan baik dan benar. Keempat, manfaatkan waktu istirahat di antara rakaat untuk berdzikir dan berdoa. Dengan memperhatikan adab-adab ini, kita dapat memaksimalkan manfaat dan keberkahan dari shalat Tarawih.

Menelusuri Khilafiyah Jumlah Rakaat Tarawih

Perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih telah menjadi perdebatan yang berlangsung lama di kalangan ulama. Ada yang berpendapat bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 8 rakaat, ada yang mengatakan 20 rakaat, dan ada pula yang berpendapat jumlahnya tidak terbatas. Perbedaan ini bersumber dari interpretasi yang berbeda terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan praktik para sahabat.

Pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 8 rakaat didasarkan pada hadits Aisyah RA yang mengatakan, Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, maka jangan tanyakan tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, maka jangan tanyakan tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini seringkali dijadikan dasar oleh sebagian umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat ditambah 3 rakaat shalat Witir.

Sementara itu, pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat didasarkan pada praktik yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab RA. Beliau mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid dengan jumlah 20 rakaat. Praktik ini kemudian diikuti oleh mayoritas umat Islam di berbagai belahan dunia. Selain itu, terdapat juga riwayat yang menyebutkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW juga melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat.

Perbedaan pendapat ini tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan di antara umat Islam. Sebaliknya, kita harus menghormati perbedaan pandangan dan saling menghargai pilihan masing-masing. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat Tarawih dengan ikhlas dan penuh penghayatan, serta berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dari waktu ke waktu.

Analisis Dalil-Dalil yang Mendasari Perbedaan Pendapat

Untuk memahami lebih dalam mengenai perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat shalat Tarawih, penting untuk menganalisis dalil-dalil yang mendasari masing-masing pendapat. Hal ini akan membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai akar permasalahan dan аргументы yang digunakan oleh masing-masing pihak.

Pendapat yang menyatakan 8 rakaat Tarawih berpegang pada hadits Aisyah RA yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka berpendapat bahwa hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Oleh karena itu, mereka meyakini bahwa melaksanakan shalat Tarawih lebih dari 8 rakaat adalah bid'ah atau perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Namun, para ulama yang berpendapat 20 rakaat Tarawih memberikan beberapa sanggahan terhadap аргумент ini. Pertama, mereka mengatakan bahwa hadits Aisyah RA tidak secara spesifik menyebutkan tentang shalat Tarawih. Hadits tersebut hanya berbicara tentang shalat malam secara umum. Kedua, mereka berpendapat bahwa praktik Umar bin Khattab RA yang mengumpulkan umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih 20 rakaat merupakan ijma' atau kesepakatan para sahabat. Ijma' merupakan salah satu sumber hukum dalam Islam yang memiliki kekuatan yang sama dengan hadits.

Selain itu, para ulama yang berpendapat 20 rakaat Tarawih juga mengutip beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa para sahabat Nabi Muhammad SAW juga melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Riwayat-riwayat ini meskipun tidak sekuat hadits Aisyah RA, namun tetap memberikan dukungan terhadap pendapat mereka.

Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih didasarkan pada interpretasi yang berbeda terhadap dalil-dalil yang ada. Masing-masing pendapat memiliki dasar hukum yang kuat dan аргументы yang منطقي. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengklaim bahwa salah satu pendapat lebih benar dari yang lain. Yang terpenting adalah kita melaksanakan shalat Tarawih dengan ikhlas dan penuh keyakinan, serta menghormati perbedaan pandangan yang ada.

Praktik Shalat Tarawih di Berbagai Negara Muslim

Praktik shalat Tarawih di berbagai negara Muslim menunjukkan keberagaman dalam pelaksanaan ibadah ini. Meskipun esensi dari shalat Tarawih tetap sama, yaitu shalat sunnah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan, namun terdapat perbedaan dalam jumlah rakaat, bacaan-bacaan shalat, dan tradisi-tradisi yang menyertainya.

Di sebagian besar negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Mesir, dan Suriah, shalat Tarawih umumnya dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, shalat Tarawih dilaksanakan dengan sangat meriah dan dihadiri oleh jutaan umat Islam dari seluruh dunia. Imam-imam masjid membaca ayat-ayat Al-Quran dengan suara yang merdu dan penuh penghayatan, sehingga membuat jamaah merasa khusyuk dan terharu.

Di negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, shalat Tarawih juga umumnya dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Namun, terdapat juga sebagian kecil umat Islam yang melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat. Di Indonesia, shalat Tarawih seringkali diiringi dengan ceramah agama atau tausiyah yang disampaikan oleh ustadz atau kyai setempat.

Di negara-negara Afrika, seperti Nigeria, Senegal, dan Sudan, praktik shalat Tarawih juga bervariasi. Di sebagian wilayah, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat, sementara di wilayah lain dilaksanakan sebanyak 8 rakaat. Di beberapa negara Afrika, shalat Tarawih seringkali diiringi dengan musik tradisional dan tarian-tarian yang религиозный.

Keberagaman praktik shalat Tarawih di berbagai negara Muslim menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan adaptif terhadap budaya dan tradisi lokal. Meskipun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan ibadah, namun tujuan utama dari shalat Tarawih tetap sama, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas keimanan.

Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Khusyuk

Melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk merupakan kunci untuk mendapatkan manfaat dan keberkahan dari ibadah ini. Kekhusyukan dalam shalat dapat dicapai dengan mempersiapkan diri secara fisik dan mental, serta memahami makna dari setiap gerakan dan bacaan shalat.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk:

  • Niatkan ibadah semata-mata karena Allah SWT. Niat yang ikhlas akan memotivasi kita untuk melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya.
  • Berwudhu dengan sempurna. Wudhu yang sempurna akan membersihkan diri kita dari hadas kecil dan mempersiapkan kita untuk menghadap Allah SWT.
  • Berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Pakaian yang sopan akan membantu kita untuk menjaga kekhusyukan dalam shalat.
  • Pilih tempat shalat yang tenang dan nyaman. Tempat shalat yang tenang akan membantu kita untuk berkonsentrasi dan menghindari gangguan.
  • Fokuskan pikiran dan hati pada shalat. Hindari memikirkan hal-hal duniawi selama melaksanakan shalat.
  • Pahami makna dari setiap gerakan dan bacaan shalat. Memahami makna dari setiap gerakan dan bacaan shalat akan membantu kita untuk menghayati ibadah ini.
  • Berdoa dan berdzikir setelah shalat. Berdoa dan berdzikir setelah shalat akan membantu kita untuk meningkatkan kedekatan kita kepada Allah SWT.
  • Manfaatkan waktu istirahat di antara rakaat untuk berdzikir dan berdoa. Waktu istirahat di antara rakaat merupakan kesempatan emas untuk berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
  • Jaga kesehatan dan stamina tubuh. Kesehatan dan stamina tubuh yang baik akan membantu kita untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan optimal.
  • Bergaul dengan orang-orang yang shalih. Bergaul dengan orang-orang yang shalih akan memotivasi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.

Dengan mengikuti tips-tips ini, diharapkan kita dapat melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk dan mendapatkan manfaat serta keberkahan yang maksimal dari ibadah ini.

Hikmah di Balik Shalat Tarawih

Shalat Tarawih bukan hanya sekadar ibadah sunnah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan, tetapi juga memiliki hikmah yang mendalam bagi kehidupan kita. Hikmah-hikmah ini dapat kita rasakan jika kita melaksanakan shalat Tarawih dengan ikhlas dan penuh penghayatan.

Salah satu hikmah dari shalat Tarawih adalah sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Tarawih memiliki potensi untuk menghapus dosa-dosa kita dan membersihkan hati kita dari noda-noda kemaksiatan.

Selain itu, shalat Tarawih juga dapat meningkatkan kualitas keimanan kita. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, kita melatih diri untuk selalu mengingat Allah SWT dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya. Shalat Tarawih juga membantu kita untuk meningkatkan rasa syukur kita atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Shalat Tarawih juga dapat mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Dengan melaksanakan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid, kita dapat bertemu dan berinteraksi dengan saudara-saudara seiman kita. Hal ini dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara kita sebagai umat Islam.

Shalat Tarawih juga dapat melatih kesabaran dan kedisiplinan kita. Melaksanakan shalat Tarawih membutuhkan kesabaran dan kedisiplinan karena kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk melaksanakan ibadah ini. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, kita melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan disiplin dalam segala hal.

Dengan memahami hikmah-hikmah di balik shalat Tarawih, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih ikhlas dan penuh penghayatan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan kita kekuatan untuk terus meningkatkan kualitas keimanan kita.

Kesimpulan: Memilih Jumlah Rakaat yang Tepat

Setelah menelusuri berbagai pandangan dan dalil mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih, dapat disimpulkan bahwa tidak ada jawaban tunggal yang mutlak benar. Perbedaan pendapat ini merupakan rahmat yang memungkinkan umat Islam untuk memilih jumlah rakaat yang sesuai dengan kemampuan dan keyakinan masing-masing.

Jika Anda merasa mampu melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat, maka silakan melakukannya. Namun, jika Anda merasa lebih nyaman dan khusyuk melaksanakan shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat, maka itu juga tidak masalah. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat Tarawih dengan ikhlas dan penuh penghayatan, serta berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dari waktu ke waktu.

Jangan biarkan perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih menjadi sumber perpecahan di antara kita. Sebaliknya, mari kita saling menghormati perbedaan pandangan dan saling menghargai pilihan masing-masing. Mari kita fokus pada esensi dari shalat Tarawih, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas keimanan kita.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan sebaik-baiknya dan menerima amal ibadah kita. Aamiin. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |