Setelah Gencatan Senjata, Ribuan Warga Gaza Masih belum Ditemukan

2 hours ago 1
Setelah Gencatan Senjata, Ribuan Warga Gaza Masih belum Ditemukan Warga Palestina berkumpul di jalan sambil menanti datangnya bantuan kemanusiaan yang dikirim lewat udara di Kota Gaza, 1 Maret 2024.(AFP)

BADAN Pertahanan Sipil di Gaza melaporkan bahwa sekitar 9.500 warga masih hilang sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023. Laporan ini disampaikan pada Sabtu (11/10), bertepatan dengan dimulainya tahap pertama gencatan senjata yang disetujui Israel.

Menurut keterangan tim penyelamat, ribuan orang belum diketahui nasibnya meski operasi pencarian terus dilakukan. 

Juru bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal meminta Komite Palang Merah Internasional bekerja sama dengan otoritas Israel untuk melacak mereka. 

"Sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat, kru telah mengevakuasi lebih dari 150 jenazah dalam operasi pencarian meski menghadapi berbagai tantangan akibat minimnya peralatan,” kata Basal dikutip WAFA, Senin (13/1).

Korban Perang dan Krisis Kemanusiaan

Data dari otoritas lokal menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan melukai sekitar 170.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Selain itu, kelaparan telah menyebabkan 460 kematian, termasuk 154 anak.

Basal juga melaporkan bahwa lebih dari 300.000 pengungsi telah kembali ke Gaza City dan wilayah utara setelah gencatan senjata, meskipun hampir tidak tersedia fasilitas penampungan. 

"Hampir tidak ada sama sekali tempat penampungan sementara bagi rombongan pengungsi yang kembali ini," ujarnya.

Infrastruktur Runtuh dan Blokade Mendesak Dicabut

Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas menyebutkan bahwa lebih dari 90% infrastruktur sipil hancur, dan sekitar 30.000 unit rumah rata akibat serangan. 

Mereka menyerukan pencabutan segera blokade dan peningkatan dukungan internasional untuk mempercepat bantuan kemanusiaan.

Mesir-AS Bahas KTT Sharm el-Sheikh

Di sisi diplomatik, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty dan Menlu Amerika Serikat Marco Rubio melakukan pembicaraan pada Jumat malam. 

Keduanya membahas pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Sharm el-Sheikh, Mesir, yang akan dipimpin Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden AS Donald Trump.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut, pembahasan mencakup partisipasi global dan pengaturan pelaksanaan fase pertama gencatan senjata, meski belum ada jadwal resmi diumumkan. (P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |