ilustrasi.(MI/M Farhan Zhuhri)
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah membangun Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung yang kini siap ditempati para pedagang. Tempat ini diharapkan dapat menjadi destinasi baru bagi masyarakat, khususnya pecinta satwa dan kuliner.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menjelaskan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung merupakan bagian dari penataan kegiatan perdagangan yang sebelumnya berada di kawasan Barito, Jakarta Selatan.
Penataan dilakukan untuk memberikan ruang usaha lebih layak dan representatif bagi para pedagang, sekaligus menjaga fungsi ekologis taman, serta mendukung tata kota yang lebih ramah lingkungan.
“Selama ini, pedagang Barito menempati lokasi sementara dengan fasilitas terbatas. Melalui penataan ini, kami ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya memperbaiki tata ruang kota, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha kecil,” ujar Ratu di Jakarta, pada Senin (27/10).
Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dibangun di atas lahan yang tertata modern dengan total 125 kios yang terbagi ke dalam beberapa zona sesuai fungsi dan jenis usahanya:
- Zona A (Kuliner) terdiri atas 22 kios;
- Zona B (Amfiteater) memiliki 70 tempat duduk;
- Zona C dan D (Pedagang burung dan pakan hewan) sebanyak 74 kios;
- Zona E (Parsel dan kuliner tambahan) berjumlah 29 kios.
Terdapat fasilitas umum seperti toilet, musala, serta area parkir luas turut melengkapi kawasan ini.
Tak hanya menjadi tempat berdagang, sentra ini juga menyediakan area pertunjukan seni dan budaya, serta ruang interaksi sosial, menjadikannya destinasi rekreasi baru yang ramah keluarga.
Dari sisi desain, kawasan ini dibangun dengan konsep higienis, ramah lingkungan, dan ramah keluarga. Sistem sirkulasi udara, kebersihan, dan sanitasi diperhatikan secara menyeluruh agar tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman.
"Lokasinya pun sangat strategis, berada di dekat Stasiun KRL Lenteng Agung, serta dilayani oleh berbagai moda transportasi publik seperti Transjakarta rute 4B (Manggarai–UI), D21 (Lebak Bulus–UI), dan Jaklingko 44 (Andara–Lenteng Agung), sehingga mudah dijangkau oleh warga," pungkasnya. (Far/P-3)


















































