Ilustrasi(Dok Kemenag)
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa praktik Tepuk Sakinah salah satu strategi yang dihadirkan kementerian tersebut untuk memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia.
“Dengan kegiatan seperti Tepuk Sakinah, kami berharap nilai-nilai keluarga sakinah dapat tersosialisasi lebih luas kepada masyarakat. Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi Kementerian Agama untuk memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia,” kata Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Ahmad Zayadi, dikutip di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan hal tersebut menanggapi antusiasme masyarakat saat mengunjungi stan pameran Ditjen Bimas Islam pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di kawasan Tugu Persatuan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Beragam layanan dan informasi keagamaan disajikan di stan tersebut, mulai dari layanan konsultasi keluarga sakinah, hingga edukasi seputar syariah. Pengunjung tampak antusias mencoba berbagai aktivitas yang disediakan panitia.
Salah satu kegiatan yang paling diminati adalah praktik Tepuk Sakinah bersama Sugeng Widodo atau akrab disapa Paman Dodo. Aktivitas ini menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung, terutama kalangan muda dan pasangan suami istri.
Banyak masyarakat terlihat ikut mempraktikkan Tepuk Sakinah dengan penuh semangat. Ada yang datang bersama pasangan untuk mengikuti gerakan dan yel-yel. Ada pula yang mencoba bersama teman-temannya.
Dia menjelaskan kegiatan tersebut membantu peserta mengingat nilai-nilai keluarga sakinah secara lebih mudah.
“Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup,” ujar dia.
Sebanyak lima pilar keluarga sakinah yang diajarkan itu meliputi zawaj (berpasangan), mitsaqan ghalizan (janji kokoh), mu’asyarah bil ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), musyawarah, serta taradhin (saling rida).
Dengan format yel-yel dan gerakan tepuk tangan, kata dia, para peserta diajak untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Metode itu dinilai efektif untuk memperkuat kesadaran pentingnya keharmonisan keluarga.
Zayadi menyebutkan pula bahwa gerakan tepuk tangan yang menyertai kegiatan itu bukan sekadar hiburan.
Menurut dia, pesan utama dari Tepuk Sakinah agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi ketegangan dalam rumah tangga.
“Ketika terjadi perbedaan atau pertengkaran, pasangan diharapkan dapat mengingat kembali esensi keluarga sakinah. Dengan begitu, hubungan dapat kembali harmonis,” kata dia.(Ant/H-2)


















































