KASUS dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) di SDN dan SMP Rajapolah, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali bertambah menjadi 24 orang. Salah satunya adalah guru pengajar yang kini harus mendapat perawatan.
Guru tersebut telah dirujuk ke RS karena permintaan keluarga dan telah berangsur membaik. Kepala Puskesmas Rajapolah Hani Hariri mengatakan, pasien yang diduga korban keracunan berdatangan sejak siang hingga malam dan mereka mendapat perawatan dengan keluhan mual, muntah, pusing, dan buang air besar terus-menerus. Saat ini jumlahnya bertambah menjadi 24 orang dan satu orang dirujuk ke rumah sakit karena permintaan keluarga.
"Korban yang diduga keracunan makanan berdatangan untuk memeriksakan diri dan dari mereka mengalami gejala yang sama seperti mual, muntah, pusing, perut melilit dan buang air besar terus l-menerus. Para korban yang datang langsung diinfus dan satu orang dirujuk ke RS permintaan keluarganya," kata Hani, Jumat (2/5).
Ia mengatakan, korban dugaan keracunan MBG yang mendapat perawatan medis jumlahnya ada delapan orang dengan satu di antaranya dirujuk ke rumah sakit atas permintaan keluarga pasien.
Para pelajar yang dirawat di puskesmas tercatat 24 orang dan kondisi pasien yang dirawat sekarang sudah berangsur membaik. Meski demikian, mereka masih mendapat pengawasan dari petugas kesehatan.
"Untuk jumlahnya korban tercatat 24 orang dan yang mendapat perawatan diinfus ada 8 orang, tapi satu orang langsung dirujuk ke RS permintaan keluarganya dan untuk pelajar tersebut tidak memiliki penyakit penyerta. Kasus dugaan keracunan MBG untuk sekarang masih belum menerima laporan dan tetap jumlahnya 24 orang, salah satunya guru pengajar bernama Fauzan, 27," ujarnya.
Seorang siswa SMPN 1 Rajapolah, Lendra, 14, mengaku, tidak curiga sengab pembagian makan bergizi gratis (MBG) di sekolahnya karena semua teman-temannya juga sudah lama menanti pembagian makanan dan semuanya merasa senang mendapat bagian ke sekolah.
Namun, makanan yang disajikannya berisi daging ayam, sayur, waluh (labu), tahu, dan jagung.
"Dari makanan itu, sayuran rasanya sudah basi dan kami menyantapnya kemarin di sekolah bersama teman-teman satu kelas, soalnya senang dapat pembagian makan bergizi gratis ternyata pada malam harinya terasa mual, sakit perut, pusing, sesak dan buang air besar terus menerus sebanyak enam kali," tuturnya.
Sebelumnya, Belasan siswa SD dan SMP di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami gejala diduga keracunan setelah mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pihak sekolah Rabu (30/4).
Kejadian tersebut, membuat semua siswa memilih pengobatan secara tradisional. Sejumlah siswa yang diduga mengalami keracunan mengaku lemas dan buang air besar terus menerus sejak malam hingga rata-rata korban memilih dirawat secara tradisional di rumahnya masing-masing menggunakan metode tradisional, seperti air kelapa hijau dan ramuan herbal. (AD/E-4)