Pesenam putri DKI Jakarta Nadia Indah Amalia (tengah) dan Trithalia (kiri) serta pesenam putri Jawa Timur Salsabilla Hadi Pamungkas (kanan) menunjukkan medalinya usai upacara penghormatan pemenang senam artistik perorangan putri PON XXI Aceh-Sumut di Gedun(Antara/Fransisco Carolio)
DUA gymnast putri Indonesia menuntaskan penampilan mereka di Kejuaraan Dunia Gimnastik Artistik ke-53 yang digelar di Indonesia Arena, Jakarta, Selasa (21/10). Salsabilla Hadi Pamungkas dan Alarice Mallica Prakoso tampil memukau di hadapan publik sendiri, menunjukkan potensi besar gymnast Indonesia di ajang kelas dunia.
Tergabung di Subdivisi 7 bersama Meksiko, Filipina, Kolombia, dan Suriah, Indonesia turun pada babak kualifikasi Women's Artistic Gymnastics (WAG) pukul 15.00 WIB. Salsabilla dan Alarice bertanding di seluruh apparatus, yakni vault, uneven bars, balance beam, dan floor exercise.
Salsabilla mencatat total poin all round 44.432, masing-masing dari nomor vault 12.933, uneven bars 9.800, balance beam 10.266, dan floor 11.433. Sementara Alarice membukukan nilai all round 44.266 dengan rincian vault 11.900, uneven bars 10.600, balance beam 10.000, dan floor 11.766.
"Ini kejuaraan dunia pertama saya. Kesempatan yang luar biasa, apalagi Indonesia tuan rumah dan banyak support. Jadi rasanya beda banget. Nervous, iya, tapi untuk penampilan hari ini buat aku sudah cukup maksimal," kata Salsabilla.
Sementara itu, Alarice mengatakan bahwa dirinya cukup bangga bisa tampil di kejuaraan dunia. Ia juga mengaku telah memberikan yang terbaik.
"Rasanya sangat bangga dengan diri sendiri karena saya mampu memberikan yang terbaik. Dengan disaksikan keluarga dan teman-teman, saya sangat bahagia. Rasanya, semua kerja keras terbayar," kata Alarice.
Kejuaraan Dunia Gimnastik Artistik ke-53 juga menjadi pengalaman perdana bagi pelatih WAG Indonesia, Zahari. Kesempatan membawa anak didiknya ke level dunia dimanfaatkan untuk memperluas wawasan dan mempelajari metode gerakan terbaru dari negara lain.
"Menurut saya, (penampilan) anak-anak cukup baik. Baik di saat latihan maupun pertandingan, tidak beda," ujar Zahari.
Senada dengan Zahari, pelatih WAG Indonesia Eva Butar Butar menilai penampilan Salsabilla dan Alarice memuaskan. Sebagai debutan di ajang 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship, keduanya mampu bersaing dengan para gymnast berpengalaman, termasuk peraih medali Olimpiade.
"Mereka mampu mengatasi rasa gugup, dan apapun itu, mereka sudah melakukan yang terbaik. Terpenting lagi, safety. Mereka sudah tampil maksimal. Ini akan jadi bekal mereka untuk ke depan menghadapi level-level tingkat dunia, Olimpiade," tutur Eva.
Namun, Indonesia harus kehilangan satu atlet yang semestinya tampil di ajang tersebut. Larasati Rengganis terpaksa absen setelah mengalami patah jari sehari sebelum podium training. Cedera itu dialaminya saat berlatih pada nomor palang bertingkat.
"Ketika latihan palang bertingkat, ada sedikit missed cara menangkap jadi yang terbentur jarinya. Karena bersemangat, Laras (tetap ikut) podium (training), bahkan mencoba tiga alat dan semua (gerakan) sudah sesuai," kata manajer timnas, Indra Sibarani.
"Namun selang dua hari, terjadi pembengkakan. Tangannya semakin sulit digerakkan. Akhirnya, tim medis memutuskan untuk menghentikan (Larasati tampil di Kejuaraan Dunia)," tambahnya. (I-2)


















































