Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat.(MI/Depi Gunawan)
SATUAN Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, terpaksa menghentikan operasional mereka.
Hal ini terjadi setelah pihak SPPG menjadi korban kejahatan siber jenis phishing. Akibat penipuan digital itu, saldo rekening mereka raib hingga mencapai Rp1 miliar.
Selain berdampak pada sekitar 3.500 penerima manfaat, sebanyak 53 pegawai SPPG juga terpaksa dirumahkan.
"Sampai sekarang kami belum beroperasi lagi karena saldo kami hilang sekitar Rp1 miliar," kata pemilik SPPG Pangauban, Hendrik Irawan, Rabu (5/11).
Peristiwa itu bermula ketika kepala SPPG hendak melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi BNI Direct. Saat akan masuk ke sistem, muncul permintaan untuk mengganti kata sandi.
Tanpa curiga, pihaknya memberikan informasi rahasia rekening kepada pihak yang ternyata merupakan pelaku penipuan.
Hendrik mengakui, kejadian tersebut menjadi pukulan berat bagi pihaknya. Pasalnya, banyak sekolah dan guru menuntut agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali berjalan seperti biasa.
Untuk bisa kembali beroperasi, Hendrik berharap adanya solusi dari Badan Gizi Nasional (BGN) bahkan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kalau bisa, BGN memberikan dulu dana talangan. Kesampingkan dulu masalah saldo yang hilang, agar operasional SPPG kami bisa berjalan lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan, dana operasional SPPG mencapai sekitar Rp70 juta per hari, terdiri dari Rp35 juta untuk pembelian bahan baku dan sisanya untuk pembayaran tenaga kerja.
"Paling aman, kami harus punya saldo harian sekitar Rp60–70 juta untuk mencukupi kebutuhan 3.400 porsi MBG," ungkapnya.
Hendrik menambahkan, kasus kehilangan saldo tersebut telah dilaporkan ke Bareskrim Polri, namun hingga kini belum ada perkembangan berarti.
"Mudah-mudahan bisa segera dioperasikan kembali, karena banyak warga sekitar yang terbantu bekerja di SPPG ini," jelasnya. (DG/E-4)


















































