Riset: 74 Persen Wilayah Dunia Terancam Krisis Air Ekstrem “Day Zero” pada 2100

3 hours ago 1
 74 Persen Wilayah Dunia Terancam Krisis Air Ekstrem “Day Zero” pada 2100 Ilustrasi(AFP)

HAMPIR tiga perempat wilayah rawan kekeringan di dunia berisiko mengalami kekurangan air ekstrem atau “day zero drought” pada akhir abad ini, jika emisi gas rumah kaca tidak dikurangi. Sekitar sepertiga wilayah tersebut bahkan diprediksi akan terdampak sebelum 2030, menurut studi terbaru yang dipublikasikan di Nature Communications.

“Pada titik tertentu, air bisa benar-benar habis,” kata Christian Franzke, ilmuwan iklim dari Institute for Basic Science Center for Climate Physics di Pusan National University, Korea Selatan. “Anda berada di rumah, menyalakan keran, dan tidak ada air yang keluar.”

Istilah day zero drought merujuk pada kondisi ketika kebutuhan air masyarakat, industri, dan pertanian melebihi pasokan air yang tersedia dari hujan atau waduk. Fenomena ini menjadi perhatian global sejak 2018, saat kekeringan panjang hampir membuat pasokan air di Cape Town, Afrika Selatan, benar-benar habis. 

Langkah pembatasan penggunaan air yang ketat dan turunnya hujan berhasil mencegah bencana tersebut. Namun, kasus serupa terjadi di Chennai, India, pada 2019, ketika empat waduk utama kota itu kering dan jutaan warga harus antre air dari truk bantuan.

Model Iklim

Untuk mengetahui kapan dan di mana kekeringan ekstrem berikutnya bisa terjadi, Franzke dan timnya menggunakan model iklim yang mempertimbangkan konsumsi air manusia, curah hujan, dan aliran sungai. Mereka memanfaatkan dua model iklim utama, Community Earth System Model (CESM) dari AS dan Centre National de Recherches Météorologiques (CNRM) dari Prancis, dengan dua skenario emisi: menengah dan tinggi.

Kedua model menunjukkan sedikitnya setengah wilayah rawan kekeringan akan menghadapi kelangkaan air parah pada 2100. Dalam skenario emisi tinggi, model CNRM memprediksi 74% wilayah dunia akan berisiko kekeringan ekstrem, dengan 22% di antaranya terjadi sebelum 2030. Daerah paling rentan mencakup kawasan Mediterania, Afrika Selatan, sebagian Amerika Serikat, dan Asia.

“Kami terkejut melihat seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi di begitu banyak tempat,” ujar Franzke. Ia menyebut kota-kota seperti Nice di Prancis dan Cape Town di Afrika Selatan termasuk wilayah yang paling berisiko. Di Amerika Serikat, kota Chicago, Washington D.C., Phoenix, San Diego, dan Milwaukee diperkirakan terancam pada 2030, disusul Las Vegas, Baltimore, dan Jacksonville pada 2060.

Day Zero Drought

Menjelang akhir abad ini, kondisi day zero drought diperkirakan mengancam sekitar 750 juta jiwa di seluruh dunia. Di mana 470 juta di wilayah perkotaan dan 290 juta di pedesaan.

Menurut Richard Allan, ilmuwan iklim dari University of Reading, Inggris, temuan ini menegaskan bahwa atmosfer yang semakin hangat dan kering akan mempercepat pengurasan sumber air tawar di daratan. “Kita menghadapi tekanan terhadap sumber daya air dari berbagai arah,” katanya.

Franzke menegaskan bahwa risiko tersebut dapat ditekan melalui pengelolaan air terpadu di tingkat lokal serta percepatan transisi energi bersih. “Hanya dengan beradaptasi terhadap periode kering yang semakin panjang dan memangkas emisi secara cepat, dampak kekeringan ekstrem di masa depan dapat diminimalkan,” ujarnya. (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |