Renggut 4 Nyawa Anak, Kenali Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

2 weeks ago 15
Renggut 4 Nyawa Anak, Kenali Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai ilustrasi(freepik)

WABAH demam berdarah melanda Kabupaten Tulungagung. Dalam dua bulan terakhir, sedikitnya empat anak meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr. Iskak, dr. M. Jasin Jachja, Sp. PD mengatakan, DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini sebelumnya terinfeksi virus dengue dari penderita demam berdarah lainnya. 

“Kasis  DBD  tidak  hanya menyerang usia balita (bawah lima tahun), namun juga usia dewasa muda sampai usia lanjut,” terang dr. Jasin demikian dilansir dari situs RSUD Tulungagung.

Meskipun DBD dapat disembuhkan, namun perlu waspada kemungkinan komplikasi terjadinya syok pada paien (Dengue Shock Syndrome) yang bisa berujung kematian. 

Berikut tanda-tanda Dengue Shock Syndrome (DSS):

  • muntah terus-menerus 
  • nyeri perut hebat 
  • kaki dan tangan (akral) pucat
  • dingin dan lembab 
  • nadi melemah
  • lesu, gelisah
  • perdarahan  
  • jumlah urin menurun 

Namun demikian, DBD dapat disembuhkan bila segera ditangani dengan cepat dan tepat.  “Tetapi yang paling baik adalah mencegah agar diri kita tidak terkena DBD. Salah satunya memberantas nyamuk dengan PSN 3M PLUS,” pesan dr. Jasin.

Ciri-ciri DBD pada anak sering didiagnosis karena mirip dengan penyakit lain, seperti penyakit flu. Pemahaman tentang fase-fase penyakit ini sangat penting untuk memberikan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.

Ada beberapa fase DBD sebagai berikut : 

  • Fase demam (fase febril). Fase ini biasanya berlangsung selama 2—7 hari. Anak akan mengalami demam tinggi secara tiba-tiba yang bisa mencapai 40° C.
  • Fase kritis. Setelah fase demam, suhu tubuh anak akan turun ke nilai normal atau subnormal. Fase ini biasanya berlangsung 24—48 jam. Meskipun demam sudah berkurang, ini adalah fase yang paling berisiko karena dapat terjadi kebocoran plasma, penumpukan cairan, dan perdarahan.
  • Fase pemulihan. Jika anak berhasil melewati fase kritis tanpa komplikasi serius, ia akan memasuki fase pemulihan. Fase ini ditandai dengan perbaikan secara keseluruhan dalam kondisi klinis, dengan normalisasi tekanan darah dan diuresis (produksi urine) yang baik. (H-4)
Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |