Ratusan Warga Korban Banjir di Semarang dan Demak Mulai Terserang Penyakit

1 week ago 15
Ratusan Warga Korban Banjir di Semarang dan Demak Mulai Terserang Penyakit Ratusan warga terdampak banjir di Kota Semarang dan Demak mulai terserang penyakit.(MI/Akhmad Safuan)

WARGA terdampak banjir di Kota Semarang dan Demak mulai terserang penyakit. Warga yang mendatangi posko kesehatan dan Puskesmas setiap hari mencapai ratusan dengan mengeluhkan berbagai penyakit dari gatal-gatal, diare, pusing, flu, batuk dan pilek.

Seorang dokter dari Puskesmas Gayamsari Rahayu Dewi di Posko kesehatan di median Jalan Kaligawe Raya, depan SPBU Kaligawe mengatakan jumlah warga terdampak banjir mengunjungi posko kesehatan terus meningkat, setiap hari pukul 08.00-12.00 WIB jumlah warga datang berkisar 20-30 orang untuk memeriksakan kesehatan dan berobat.

"Jumlah itu masih banyak lagi di sejumlah posko dan puskesmas dengan keluhan penyakit khas banjir seperti gatal-gatal, diare, pusing, flu, batuk dan pilek katebavterlalu lama berendam di dalam air," ujar Dewi.

Selain itu, akibat sepekan terendam banjir, gelombang pengungsian juga mulai berdatangan di sejumlah titik seperti Balai Kelurahan Muktiharjo Kidul 22 jiwa, Masjid Kampus USM 17 jiwa, Masjid Al Islah Kecamatan Genuk 46 jiwa, Muala Baiturrahman, Kecamatan Genuk 11 jiwa dan Mushola Al-Huda Genuksari ada 3 jiwa.

"Kami bersama tetangga terpaksa mengungsi karena rumah tidak dapat ditempati akibat terendam banjir setinggi 90 centimeter," ujar Tutik,46, warga Muktiharjo, Kota Semarang di tempat pengungsian Masjid Kampus USM.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan berdasarkan data yang masuk sudah ada 99 jiwa warga di sejumlah lokasi banjir mengungsi, karena rumah mereka terendam banjir hingga lebih 90 centimeter. Jumlah pengungsi diperkirakan akan meningkat seiring semakin tingginya banjir.

Petugas gabungan dan relawan, lanjut Endro, terus melakukan patroli menggunakan perahu karet bersiap mengevakuasi warga terdampak banjir. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang juga telah mendirikan dapur umum untuk warga terdampak dan petugas di lapangan.

LEPTOSPIROSI
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Tengah Irma Makiah mengingatkan kepada warga terdampak banjir untuk mewaspadai sejumlah serangan penyakit ISPA, pneumonia, batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan, terutama yang diakibatkan dari kencing tikus (leptospirosis).

"Masyarakat yang beraktivitas di area banjir, seperti relawan, petani, hingga pekerja lapangan diminta untuk melindungi diri dari paparan air tercemar, terutama yang terluka jangan sampai lukanya terkontaminasi air yang bercampur urin tikus," ujar Irma.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, ungkap Irma, sepanjang 2025  hingga Oktober ini tercatat 657 kasus leptospirosis dengan 108 orang mengalami kematian. "Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2024 yang mencatat 545 kasus dengan angka kematian sekitar 12 persen," tambahnya.

Menurut Irma, tidak sedikit warga yang terlambat datang ke fasilitas kesehatan, karena mengira gejala leptospirosis hanya flu biasa. Padahal infeksi tersebut dapat berkembang serius dan berakibat fatal bila tidak segera ditangani.

Penderita leptospirosis pada umumnya merasakan gejalanya demam tinggi mendadak, nyeri otot terutama di betis dan punggung, mata merah pada konjungtivanya, bahkan jika sampai berat itu bisa jadi penyakit Weil Disease atau penyakit kuning yang menyerang ginjal dan menyerang hati. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |