Pencarian mahasiswa UIN Walisongo yang hanyut diperluas.(MI/Akhmad Safuan)
PENCARIAN terhadap mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang belum ditemukan setelah hanyut saat bermain tubing di Sungai Jolinggo di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal diperluas dari tiga titik yakni lokasi kejadian, jembatan Singorojo, dan Bendung Juwero di Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon, Kendal.
Pemantauan Media Indonesia hingga Rabu (5/11) jelang siang, kamar jenazah RSUD Suwondo Kendal dipenuhi banyak orang dalam suasana berduka. Selain mahasiswa dan keluarga korban mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang hanyut di Sungai Jolinggo di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal Selasa (4/11) siang, juga sejumlah pejabat terlihat hadir.
Sementara itu, ratusan petugas SAR gabungan dan relawan tampak menyebar di sepanjang sungai tempat peristiwa hanyutnya 6 mahasiswa, untuk mencari korban yang hingga kini belum ditemukan. "Bersama ratusan tim SAR gabungan dan relawan kami melanjutkan pencarian sejak pukul 07.00 WIB tadi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Ali Sutaryo.
Pencarian terhadap dua korban yang belum ditemukan, lanjut Ali Sutaryo, sempat dihentikan sementara karena cuaca buruk dan gelap. Namun ratusan relawan tetap bertahan di sepanjang sungai untuk melakukan pemantauan hingga 24 jam dan petugas dari tim gabungan, kini radius pencarian diperluas dari tiga titik sebelumnya.
Menurut Ali kondisi arus sungai yang masih sangat deras akibat hujan deras di bagian atas, panjangnya sungai dan medan yang berat karena curam dan serta penuh dengan pepohonan di tepi sungai, cukup menyulitkan pencarian, sehingga pencarian korban selain menyisir dengan berjalan kaki di tepian sungai juga menggunakan perahu karet menyusuri sungai itu.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari terlihat ikut datang baik di lokasi kejadian maupun RSUD Suwondo Kendal mengatakan para korban yang sudah ditemukan langsung dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani visum dan pemeriksaan lebih lanjut serta perawatan sebelum diserahkan ke universitas dan pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Pada tubuh korban juga ditemukan sejumlah luka, diduga itu akibat benturan dengan bebatuan di sungai tersebut selain tenggelam, kami atas nama Pemkab Kendal ikut berduka," ungkap Dyah Kartika Permanasari.
Berdasarkan keterangan dari petugas SAR dan pengelola wisata tubing di sungai itu, demikian Dyah Kartika Permanasari, sebelumnya ada 15 mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang. Tanpa sepengetahuan pengelola mereka berenang dan mandi. Namun tiba-tiba hujan deras di wilayah atas mengakibatkan volume air sungai meningkat dan menggelontor sangat cepat.
Sebanyak 9 mahasiswa berhasil menepi dan selamat, Dyah melanjutkan, namun 6 mahasiswa lainnya hanyut terseret arus sungai. "Kemudian teman-teman yang selamat memanggil warga sekitar untuk minta tolong hingga kemudian dilakukan pencarian," tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Nayla Ilma, salah seorang mahasiswa yang selamat, bahwa kejadian itu sangat cepat bahkan di tengah kondisi arus sangat besar dan deras. "Saya berusaha berenang menepi dan mendengar suara minta tolong dari teman-teman yang hanyut," ujarnya sambil menyeka air mata.
Setelah berhasil menepi, ujar Nayla Ilma yang tampak masih lemas dan dipapah dua rekannya, beberapa teman selamat langsung berteriak dan meminta tolong ke warga sekitar. Kemudian, petugas SAR datang mengevakuasi ke Posko KKN UIN Walisongo Semarang serta melakukan pencarian terhadap rekan-rekannya yang hanyut. (E-2)


















































