PT PHSS Kembangkan Inovasi Teknologi Baru untuk Tingkatkan Produksi

2 hours ago 1
PT PHSS Kembangkan Inovasi Teknologi Baru untuk Tingkatkan Produksi Head Section Southern Area Operations PT PHSS, Agus Irawan(MI/Naufal Zuhdi)

PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) berhasil meluncurkan inovasi teknologi pionir di Indonesia, yaitu Pertamina Slim & Trough Tubing ESP Pump (Pesut Etam).

Inovasi teknologi Pesut Etam yang secara teknis dikenal sebagai Through Tubing Electrical Submersible Pump (TTESP) ini menjadi senjata pamungkas dari PT PHSS untuk mengatasi penurunan tekanan alami sumur dan menjaga stabilitas produksi minyak yang kini menjadi fokus utama perusahaan di Mutiara Field.

Sebagai informasi, TTESP sendiri merupakan pompa listrik kecil yang dimasukkan ke dalam sumur melalui pipa tubing yang sudah ada, untuk membantu mengangkat liquid ke permukaan. Metode tersebut cukup berhasil untuk sumur-sumur tertentu yang sesuai kriteria dan evaluasinya masih berlanjut agar bisa diaplikasikan ke lebih banyak sumur lagi.

"Jadi kita manfaatkan teknologi ini untuk memproduksikan semua yang bisa kita ambil," kata Petroleum Engineer PT PHSS Zona 9, Michael Khouw, Kamis (16/10) di Mutiara Central Plant PHSS, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Michael menyampaikan, penggunaan inovasi teknologi TTESP di Lapangan Mutiara/PHSS dilakukan karena karakteristik Mutiara Plant yang berbeda sedikit dengan kondisi lapangan minyak di beberapa perusahaan-perusahaan minyak lainnya di Indonesia. 

"Jadi lebih challenging, otomatis kita perlu kreativitas lebih untuk bisa mencoba tantangan," sebut dia.

TTESP, yang memiliki ukuran seperti botol air mineral atau hanya sekitar 3,5 inci, juga memiliki kelebihan di efisiensi biaya dan waktu instalasi. Bahkan, TTESP ini diklaim menjadi pompa pertama di Indonesia dengan bentuk yang kecil, ringkas, serta pemasangan yang mudah.

"Jadi bukan pompanya yang baru, tapi metode dan ukuran pompa dan cara yang kita lakukan ini yang baru," bebernya.

Teknologi inovasi ini, bahkan juga bisa kembali mengaktifkan sumur yang sebelumnya mengalami penurunan jumlah produksi. Sebagai contoh, Michael menyampaikan bahwa Sumur Mutiara-161 yang beberapa waktu ke belakang produksinya semakin menurun atau berhenti produksi sejak 2024

"Yang tadinya sudah turun (produksinya) sekarang stabil, paling tidak sampai bulan April 2025, stabil.  Kalau kita tarik garis lurus ya mungkin bulan-bulan tahun 2024 ini sudah tidak terangkat, tapi kita sudah memperpanjang umurnya. Jadi akhirnya, dan tadinya minyaknya di bawah 100 barel, sekarang minyaknya sudah bisa di sekitaran 100 barel per hari untuk satu sumur ini," cetus Michael.

Selain itu, Michael juga menyampaikan bahwa terdapat sumur Mutiara 915 yang sudah lama tidak berproduksi yang kemudian digunakan teknologi inovasi TTESP, sumur tersebut akhirnya bisa kembali berprosuksi.

"(Sumur 915) sudah beberapa lama tidak berproduksi, tidak produktif, hibernasi, kemudian kita pasangkan pompa (TTESP), akhirnya produktif lagi dia, masih bisa. Ini minyaknya bisa meghasilkan 70 barel per hari," terang Michael.

Dengan demikian, Michael menyampaikan bahwa PT PHSS berhasil menaikkan 150% produksi minyak berkat penggunaan teknologi inovasi Pesut Etam atau TTESP.

Sementara, Head Section Southern Area Operations PT PHSS, Agus Irawan mengungkapkan bahwa Mutiara Field sejauh ini sudah berhasil mencatatkan produksi tertinggi utamanya minyak dibandingkan dengan beberapa area di PHSS.

"Kita di Mutiara saat ini kurang lebih 25,73 MMscfd dan 9.000 barrel oil per day," tutur Agus.

Agus menambahkan, Pesut Etam diciptakan sebagai solusi cerdas untuk sumur-sumur di PHSS yang sudah terbilang mature dengan teknik monobore dengan yang bisa mengefisiensi biaya eksploitasi lapangan minyak dan gas.

"Jadi logikanya, semakin tua lapangan (atau) semakin mature, semakin mahal biaya ini karena semakin banyak fasilitas (yang digunakan)," tandasnya. (E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |