Program MBG Jadi Akselerator Ekosistem Pangan Nasional

2 weeks ago 14
Program MBG Jadi Akselerator Ekosistem Pangan Nasional Pelajar menyantap makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar Negeri 77, Kota Gorontalo, Gorontalo.(ANTARA/Adiwinata Solihin)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memberi dampak positif dalam ekosistem pangan di Indonesia.

"Jadi MBG ini adalah program yang sebenarnya ditunggu-tunggu oleh Badan Pangan Nasional dan seluruh masyarakat Indonesia. Sekarang ekosistem pangan kita makin lengkap. Kalau dulu, mungkin ada yang buang-buang hasil panen karena harga jatuh. Hari ini pemerintah menjamin akan dibeli oleh pemerintah, utamanya dari Badan Gizi Nasional (BGN)," urai melalui keterangan resminya, Minggu (23/2).

Menilik Proyeksi Neraca Pangan Nasional 2025 yang dirilis Bapanas, terdapat beberapa komoditas pangan yang memiliki estimasi stok akhir tahun ini yang mampu melebihi kebutuhan dalam sebulan. Hal itu penting diperhatikan untuk dapat menjadi stok penyangga pada awal tahun berikutnya.

Komoditas beras misalmya, diproyeksikan pada akhir 2025 masih aman dengan stok akhir 9,978 juta ton dengan kebutuhan bulanan beras 2,581 juta ton. Sementara untuk telur ayam, proyeksi stok akhir tahun diperkirakan berada di angka 284 ribu ton dengan kebutuhan bulanan 518 ribu ton.

"Kita bicara pasokan pangan, sekali lagi ini jadi harapan besar kita bersama dan harus disiapkan oleh seluruh pihak. Apalagi kalau dapur MBG sudah bertambah terus. Misalnya untuk telur, itu ayam hanya bertelur sehari satu saja," ungkap Arief.

"Jadi saya usul, karena ayam itu kalau hari ini kita siapkan GPS (Grand Parent Stock), DOC (Day Old Chicks) itu nanti baru dua tahun kemudian. Saya sarankan kepada teman-teman di kementerian teknis agar dari sekarang bersiap-siap. Bisa saja hari ini kita kelebihan stok, tapi perlu antisipasi ke depan agar tidak ada kekurangan," tambah dia.

Sebagai bentuk dukungan pelaksanaan MBG, Arief menyatakan pihaknya akan turut membantu pengawasan keamanan pangan segar dengan melakukan uji cepat pangan segar yang dapat menciptakan food grade terhadap pangan yang diedarkan di MBG.

"Kami di Badan Pangan Nasional akan siapkan keamanan pangan segar. Kita sudah siapkan test kit-nya. Jadi secara cepat bisa mengetahui kandungannya. Kalau kita bilang food grade, pestisida dapat terukur, kemudian tidak mengandung boraks dan lainnya. Kita siapkan test kit di seluruh dapur MBG," bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BGN Dadan Hindayana memaparkan betapa tingginya penyerapan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dikelola BGN.

"Satu SPPG yang akan melayani 3.000 anak di satu tempat. Kalau di Jawa, itu setiap hari membutuhkan 200 kg beras, 350 kg ayam, 3.000 telur, dan 300 kg sayuran. Ini adalah kebutuhan BGN," cetus Dadan. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |