
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron, Jumat (30/5), mengisyaratkan akan mengambil sikap lebih keras terhadap Israel jika blokade berlanjut di Jalur Gaza, Palestina.
"Menyediakan air, makanan, dan obat-obatan serta mengizinkan yang terluka untuk dievakuasi adalah prioritas," kata Macron saat jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.
"Oleh karena itu, jika tanggapan yang sesuai dengan skala situasi kemanusiaan tidak diberikan dalam beberapa jam dan hari mendatang, jelas sikap kolektif harus diperkeras," tambahnya.
Macron menggambarkan situasi di Gaza sebagai tak tertahankan. Ia menekankan bahwa hal itu tidak dapat dibiarkan berlanjut yang meningkatkan kemungkinan sanksi terhadap Israel.
Dia menegaskan kembali perlu solusi politik untuk tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung. Ia memperingatkan bahwa kemungkinan berdiri negara Palestina dipertanyakan.
"Kita dapat melihat dengan jelas bahwa beberapa orang ingin membuat pembentukan negara Palestina menjadi mustahil. Namun, yang kami advokasi adalah resolusi politik," katanya.
Mengakui negara Palestina, tambah Macron, adalah tugas moral dan keharusan politik. Ia mendesak semua pihak yang mendukung hak masyarakat untuk menentukan kebebasan mereka sendiri untuk mendukung Negara Palestina.
Sanksi terhadap Rusia
Macron juga mengatakan Eropa siap untuk menjatuhkan sanksi pencegahan lebih lanjut terhadap Rusia jika gagal bernegosiasi dengan Ukraina atau mengusulkan gencatan senjata.
"Kami ingin melangkah lebih jauh. Pada akhirnya kami ingin memberi tahu Ukraina: kami mendukung Anda dan kami di sini untuk membangun perdamaian abadi dengan Anda," katanya.
Macron menambahkan bahwa Presiden AS Donald Trump menyatakan ketidaksabarannya atas serangan Rusia baru-baru ini selama panggilan telepon yang mereka lakukan dua hari lalu.
"Saya tidak percaya bahwa yang terjadi setelah Kiev adalah masalah kredibilitas bagi orang Eropa. Saya pikir itu adalah ujian kredibilitas bagi orang Amerika," kata Macron.
"Kami orang Eropa telah konsisten selama tiga tahun terakhir. Kami memberi sanksi kepada Rusia, kami membantu Ukraina, dan kami tidak menginginkan eskalasi yang akan mengarah pada perang dunia baru," katanya lagi.
Kolaborasi dengan Singapura
Macron juga mengumumkan rencana untuk memperkuat kerja sama Prancis dengan Singapura. "Kami akan menjalin kerja sama di bidang energi nuklir sipil untuk mendukung Singapura dalam membangun kemampuannya. Kami akan berbagi keahlian dan pengetahuan kami dalam energi rendah karbon dan konektivitas listrik," katanya.
Dia menyatakan minatnya untuk memperluas kerja sama dalam kecerdasan buatan, teknologi kuantum, keamanan siber, dan eksplorasi ruang angkasa.
Dia menekankan pendalaman hubungan jangka panjang dalam penerbangan. Ia menunjuk proyek-proyek baru yang potensial yang melibatkan bandara Singapura--salah satu yang terpenting di dunia--serta sektor pertahanan.
Macron tiba di Singapura pada Kamis (29/5), perhentian terakhir dari tur tiga negara Asia Tenggara, setelah kunjungan ke Indonesia dan Vietnam. (Anadolu/Ant/I-2)