
PRESIDEN Prabowo Subianto mengusulkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan sendok yang laik untuk digunakan oleh penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Itu karena dari laporan yang ia terima, sejumlah kasus keracunan terjadi karena penerima manfaat makan tanpa menggunakan sendok.
"Mungkin sekarang, kepala BGN, dibagi saja sendok yang sederhana, tidak apa-apa, sendok tidak terlalu mahal. Walaupun saya tahu kebiasaan rakyat kita memang lebih enak makan pakai tangan," kata dia saat memberikan pengantar dalam Rapat Sidang Kabinet Paripurna, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/10).
Prabowo turut menyoroti pentingnya peran sekolah dan tenaga pendidik dalam menanamkan kebiasaan hidup bersih kepada anak-anak. "Kalau mau makan pakai tangan harus cuci tangan dengan sebaik-baiknya, berarti di setiap sekolah harus tersedia air bersih, juga dengan sabun," ujar Prabowo.
Adapun implementasi program unggulan pemerintah itu menunjukkan kemajuan pesat hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Laporan yang Prabowo terima, saat ini telah ada 12.508 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur mitra program MBG.
Dapur tersebut telah menyuplai 1,410 miliar porsi makanan sejak program MBG digulirkan pada 6 Januari 2025. Sedangkan sebanyak 36,7 juta anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita telah menerima manfaat program tersebut.
Prabowo menyebut capaian itu juga telah menjadi sorotan dunia karena dicapai dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding negara lain. "Presiden Brasil memberi tahu kepada saya mereka butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima. Kita dalam satu tahun sudah mencapai 36 juta," kata dia.
Namun, Prabowo mengingatkan agar keberhasilan itu tidak membuat jajaran pemerintah tergesa-gesa memperluas program tanpa memastikan kualitas pelaksanaannya. Ia berpesan, "Jangan dipaksakan, ojo ngoyo, yang penting baik pelaksanaannya," tuturnya.
Meski diakui masih terdapat kasus kecil seperti keracunan makanan di sejumlah daerah, Prabowo menilai hal tersebut masih dalam batas kewajaran jika dibandingkan dengan skala besar program.
"Kalau diambil statistik, 8 ribu dari 1,410 miliar porsi, saya kira masih dalam koridor eror yang manusiawi," terangnya.
Meski begitu, Prabowo menegaskan agar tidak ada toleransi terhadap kelalaian. Ia meminta BGN memperketat prosedur distribusi dan memastikan penggunaan peralatan berkualitas untuk menjaga standar kebersihan dan keamanan pangan. (H-3)