Sejumlah warga bersiap memasuki gerbong KRL Commuterline di Stasiun Manggarai(Dok.MI)
                            PRESIDEN Prabowo Subianto bakal mengalokasikan dana sebesar Rp5 triliun untuk diberikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) guna menambah rangkaian kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek. Nilai tersebut lebih besar dari yang diajukan perusahaan, yakni Rp4,8 triliun.
"Satu rangkaian butuh uang US$9 juta. Benar? Beliau (Dirut KAI) ajukan. Totalnya Rp4,8 triliun. Benar? Saya setujui. Bahkan saya alokasi. Bahkan beliau ajukan Rp4,8 triliun. Saya setujui. Tidak. Tidak Rp4,8 triliun. Rp5 triliun Saya setujui," ujarnya saat meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).
Prabowo menuturkan, dirinya tak akan ragu memberikan dana besar jika itu ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Penambahan 30 rangkaian KRL itu menurutnya akan banyak membantu komuter setiap harinya.
Karena itu, dengan dana yang telah diberikan, Prabowo meminta Dirut KAI menuntaskan pengadaan 30 rangkaian KRL tersebut dalam waktu singkat. Kepala Negara memberikan waktu satu tahun untuk menyelesaikan penambahan tersebut.
"Saya minta harus dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, secepatnya. Bisa berapa bulan, Dirut KAI? Berapa? Ini didengar lho. 6 bulan? Sudah lah, aku kasih 1 tahun. Nanti dia stres, tidak bisa tidur. Aku tenang saja. Kalau kau bisa 6 bulan, oke. Tapi 1 tahun harus. Ini rakyat yang saksi ya. Jadi nanti ada tambahan 30 rangkaian baru," tuturnya.
Subsidi penumpang
Di kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan, selama ini pemerintah menyubsidi tiket KRL hingga 60% dari total harga yang harus dibayarkan penumpang.
"Pemerintah menyubsidi sekitar 60% dari harga tiket KRL Jabodetabek. Anggaran yang kami sediakan untuk subsidi tersebut adalah sekitar Rp1,7 triliun per tahun. Jumlah penumpang sampai dengan Oktober tahun ini adalah sebesar 280 juta penumpang yang dilayani," jelasnya.
Adapun di Stasiun Tanah Abang Baru sendiri, lanjut Dudy, sekitar 22%, atau sekitar 63 juta penumpang KRL dilayani dalam rentang Januari-Oktober 2025.
Dudy menuturkan, luas bangunan Stasiun Tanah Abang Baru berkisar 19.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan 31.174 meter persegi. Stasiun tersebut memiliki 4 peron dengan 6 jalur kereta.
Setiap peron bisa melayani 1 rangkaian kereta api yang memiliki 12 gerbong. Di waktu sibuk, satu rangkaian kereta dapat menampung hingga 300 orang. "Itu seperti dengan 2 pesawat Boeing 737. Jadi dalam memberangkatkan 1 rangkaian itu kurang lebih sekitar 20 pesawat Boeing 737," pungkas Dudy. (Mir/M-3)


















































