
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan rasa kecewanya seusai menerima laporan kekalahan Tim Nasional Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Kepulangan Presiden dari lawatan luar negeri langsung diikuti dengan rapat terbatas bersama sejumlah menteri, termasuk Erick Thohir selaku Menteri Pemuda dan Olahraga.
Dalam rapat itu, Erick melaporkan perjuangan Timnas yang belum membuahkan hasil serta menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, Presiden menyambut laporan tersebut dengan sikap tenang namun penuh keprihatinan. "Bapak Presiden tentu secara pribadi juga merasa berat hati menerima kenyataan bahwa kita belum berhasil lolos," ujarnya kepada pewarta di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (14/10).
Meski demikian, Prabowo menekankan pentingnya menjaga semangat dan mempersiapkan langkah berikutnya. Prasetyo menuturkan, Indonesia masih memiliki agenda besar di depan mata, yaitu Piala Asia 2027 dan Olimpiade 2028, yang dapat menjadi momentum kebangkitan olahraga nasional.
Menyoal evaluasi terhadap pelatih Timnas Patrick Kluivert, Prasetyo menegaskan tidak ada pembahasan spesifik soal itu dalam rapat. Namun, Prabowo meminta agar evaluasi dilakukan secara menyeluruh, mencakup pembenahan sistem dan pembinaan jangka panjang di dunia olahraga.
"Bapak Presiden menyampaikan ya kita harus membuat evaluasi menyeluruh," kata dia.
Lebih jauh, Prabowo bahkan mendorong pembentukan akademi olahraga nasional yang fokus pada penggemblengan atlet untuk berbagai cabang potensial menuju olimpiade. Menurut Prasetyo, gagasan itu menjadi bagian dari visi besar pemerintah dalam membangun ekosistem olahraga yang berkelanjutan dan berprestasi.
"Bapak Presiden ingin kita mempunyai suatu akademi atau suatu tempat penggemblengan khusus untuk beberapa cabang olahraga yang memang kita harapkan bisa masuk ke Olimpiade dan harapannya tentu mendapatkan medali," pungkas Prasetyo. (P-4)