Polytron Indonesia Para Badminton International (PIPBI) 2025 akan digelar di GOR Indoor Manahan, Solo, pada 29 Oktober-2 November 2025,(Dok Polytron Indonesia)
TURNAMEN Polytron Indonesia Para Badminton International (PIPBI) 2025 yang digelar di GOR Indoor Manahan, Solo, pada 29 Oktober-2 November 2025, akan tampil lebih bergengsi.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) resmi menaikkan status kejuaraan ini menjadi Grade 2 Level 1, setingkat di bawah Paralimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Kenaikan level tersebut diikuti peningkatan total hadiah dari US$10 ribu menjadi US$15 ribu, serta bertambahnya peserta dari 10 negara menjadi 24 negara, termasuk Australia, Tiongkok, India, Inggris, Malaysia, Thailand, dan tuan rumah Indonesia. Sebanyak 22 nomor pertandingan akan digelar, mencakup kategori tunggal, ganda, dan ganda campuran di enam klasifikasi.
President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono, menyebut peningkatan level turnamen menandakan kepercayaan dunia terhadap kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah ajang para-badminton bergengsi.
“Peningkatan ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menjaga kualitas penyelenggaraan dan menjadi bagian penting dari kalender BWF,” ujarnya.
Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menambahkan dukungan Polytron merupakan wujud komitmen terhadap semangat inklusif dan kesetaraan.
“Turnamen ini merepresentasikan keberanian dan ketangguhan tanpa batas. Kami ingin menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan,” katanya.
Sementara Wakil Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menegaskan ajang ini menjadi ajang pengumpulan poin menuju Paralimpiade Los Angeles 2028 serta pemanasan menjelang ASEAN Para Games 2026 di Thailand.
Dari sisi atlet, Leani Ratri Oktila, peraih emas Paralimpiade Paris 2024, siap tampil di tiga nomor dan menargetkan tiga emas.
“Naiknya level turnamen membuat kami makin percaya diri sekaligus tertantang mempertahankan tradisi juara umum,” ujarnya.
Optimisme serupa disampaikan Subhan, juara tahun lalu di nomor ganda campuran dan tunggal putra SH6. Ia menilai bertambahnya peserta membuat persaingan semakin ketat, tetapi tetap yakin Indonesia bisa mempertahankan dominasi.
“Negara seperti Thailand, Malaysia, dan India jadi pesaing utama, namun kami siap memberikan hasil terbaik untuk Merah Putih,” ucapnya.
Dengan peningkatan level, jumlah peserta, dan hadiah, PIPBI 2025 diharapkan menjadi momentum memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat perkembangan para-badminton dunia. (E-4)


















































