Polisi Prancis Selidiki Dugaan Perdagangan Seks Terkait Mendiang Miliarder Mohamed Al Fayed

3 hours ago 1
Polisi Prancis Selidiki Dugaan Perdagangan Seks Terkait Mendiang Miliarder Mohamed Al Fayed Polisi Prancis memulai penyelidikan perdagangan seks terkait mendiang pengusaha Mohamed Al Fayed. (AFP)

POLISI Prancis memulai penyelidikan atas dugaan perdagangan seks yang melibatkan mendiang pengusaha kontroversial Mohamed Al Fayed, dua tahun setelah kematiannya. Penyelidikan ini diperintahkan langsung kantor Kejaksaan Paris dan berfokus pada kemungkinan adanya “tindakan perdagangan manusia dengan kekerasan dan melibatkan banyak korban.”

Selain kasus perdagangan manusia, penyidik juga menelusuri dugaan prostitusi dan satu kasus pemerkosaan yang disebut terkait dengan jaringan tersebut. Hotel Ritz Paris, milik keluarga Al Fayed, menjadi salah satu titik perhatian dalam penyelidikan setelah muncul klaim, sejumlah staf diduga mengetahui atau memfasilitasi pelecehan terhadap perempuan.

Dalam pernyataannya, pihak Ritz menyebut “sangat terkejut” atas tuduhan yang muncul. Ritz menegaskan siap bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang.

Laporan Saksi

Penyelidikan ini muncul berkat laporan dari seorang perempuan asal Amerika Serikat, Pelham Spong, 40, yang mengaku menjadi korban Al Fayed pada 2008. Saat itu, Spong melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi keluarga Al Fayed di Monako. Ia mengaku beberapa kali dibawa ke London, menjalani pemeriksaan ginekologis yang invasif. Kemudian dilecehkan secara seksual di kantor Al Fayed di Park Lane.

“Dia mengatakan pekerjaan itu mengharuskan saya tidur dengannya,” ujar Spong kepada BBC. “Saya baru menyadari saya adalah korban perdagangan seks tahun lalu, ketika melihat besarnya skala dan pola penyalahgunaan yang terjadi.”

Spong kemudian melaporkan kasusnya ke polisi Prancis dan berharap langkah itu mendorong korban lain untuk bersuara. Pengacaranya, Anne-Claire Le Jeune, menyebut keputusan kejaksaan membuka penyelidikan sebagai langkah penting. “Kasusnya sangat kuat karena dia menyimpan banyak bukti,” ujarnya.

Diselidiki di Inggris

Al Fayed, yang juga tengah diselidiki di Inggris, disebut dalam lebih dari 140 laporan ke Kepolisian Metropolitan London. Kasus ini mencuat setelah dokumenter “Al Fayed: Predator at Harrods” tayang di BBC pada September 2024, menampilkan kesaksian lebih dari 20 mantan pegawai Harrods yang mengaku dilecehkan secara seksual oleh Al Fayed.

Setelah dokumenter itu, Kepolisian Metropolitan meminta maaf kepada para korban karena Al Fayed meninggal sebelum sempat diadili. Kini, kepolisian Inggris tengah meninjau ulang penanganan kasus lama dan mempertimbangkan kemungkinan menuntut pihak lain yang diduga membantu tindakan Al Fayed.

Sementara itu, manajemen Harrods telah menyiapkan dana kompensasi lebih dari £60 juta bagi para korban. “Kami tidak dapat menghapus masa lalu, tetapi berkomitmen untuk memastikan hal serupa tidak terjadi lagi di masa depan,” bunyi pernyataan resmi Harrods. (BBc/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |