Polandia Tuding Rusia Dalangi Pembakaran Mal di Warsawa Lewat Telegram

6 hours ago 3
Polandia Tuding Rusia Dalangi Pembakaran Mal di Warsawa Lewat Telegram Kebakaran pusat perbelanjaan Marywilska di Warsawa.(Media Sosial X)

MENTERI Luar Negeri Polandia mengatakan negaranya memiliki bukti Rusia merekrut orang-orang melalui aplikasi perpesanan Telegram, untuk melakukan pembakaran besar-besaran pusat perbelanjaan di Warsawa tahun lalu.

Berbicara secara eksklusif kepada BBC, Radek Sikorski menyatakan tindakan Moskow "sama sekali tidak dapat diterima". Sebagai konsekuensinya, satu konsulat Rusia di Polandia telah ditutup.

Pernyataannya muncul setelah penyelidikan Polandia menyimpulkan kebakaran pusat perbelanjaan Marywilska dirancang dinas intelijen Rusia. Rusia membantah keterlibatannya, dengan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menuduh Polandia bersikap "Russofobia".

Kebakaran pada Mei 2024 tersebut menghancurkan 1.400 usaha kecil. Banyak karyawan berasal dari komunitas Vietnam di Warsawa.

"Kami memiliki bukti mereka menyuruh orang-orang yang tinggal di Polandia, mereka merekrutnya melalui Telegram dan membayar mereka untuk membakar pusat perbelanjaan besar ini," kata Sikorski, Senin.

"Merupakan sebuah keajaiban tidak ada yang terluka, namun ini benar-benar tidak dapat diterima."

Konsultan Rusia Ditutup

Menlu Polandia mengatakan kepada BBC bahwa ia memutuskan kehadiran Rusia di Polandia harus "dibatasi lebih lanjut". Konsulat Rusia di Krakow kini telah ditutup untuk mempersulit Moskow dalam melakukan aksi "mata-mata" terhadap Polandia.

"Kami akan mengambil langkah lebih lanjut jika mereka terus melakukan serangan hibrida ini," ujar Sikorski.

Perang Hibrida

Perang hibrida merupakan istilah untuk menggambarkan cara suatu negara bermusuhan melakukan serangan secara anonim dan tak dapat dibuktikan secara langsung, biasanya dalam keadaan yang sangat mencurigakan.

Tujuannya cukup untuk merugikan lawan—terutama infrastruktur vital—namun tidak sampai menjadi tindakan perang yang secara resmi dapat dibuktikan.

Kini hanya tersisa satu konsulat Rusia yang masih terbuka di Polandia, selain kedutaan besarnya. Misi diplomatik di kota Poznan ditutup tahun lalu setelah Warsawa menuduh Rusia melakukan sabotase dan perang siber.

Ketika ditanya mengapa Polandia tidak memutus semua hubungan diplomatik, Sikorski menjawab: "Saya harap hal itu tidak sampai terjadi."

Menanggapi penutupan konsulat di Krakow, Peskov mengatakan: "Semua tuduhan ini sama sekali tidak berdasar."

"Ada banyak tuduhan berbeda terhadap Rusia yang disuarakan di Polandia. Ini semua bagian dari sikap yang sangat Russofobia dan tidak bersahabat terhadap negara kami."

Ia menambahkan: "Mengenai pengurangan kehadiran diplomatik Rusia di Polandia, ini merupakan bagian dari rangkaian tindakan yang bertujuan membatasi hubungan bilateral yang sudah sangat buruk. Polandia memilih permusuhan dan sikap tidak bersahabat terhadap kami."

Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, Polandia telah menangkap dan menghukum beberapa orang yang dituduh melakukan sabotase atas nama dinas intelijen Rusia.

Warsawa Menghancurkan Hubungan

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan kepada media pemerintah: "Warsawa terus secara sengaja menghancurkan hubungan, bertindak bertentangan dengan kepentingan warga."

Polandia melakukan penyelidikan selama satu tahun atas insiden pusat perbelanjaan tersebut, sebelum akhirnya menyimpulkan bahwa kebakaran itu direncanakan oleh seorang individu yang tidak disebutkan namanya di Rusia.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, Minggu menyatakan beberapa pelaku sudah ditahan. Semua tersangka lainnya telah diidentifikasi dan sedang dalam pencarian.

Banyak pekerja kehilangan dokumen penting dan sejumlah besar uang tunai dalam kebakaran tersebut, yang mereka simpan di pusat perbelanjaan karena khawatir terjadi pencurian di rumah.

Sebagai pengganti, sebuah pusat perbelanjaan baru di Warsawa bernama Modlinska 6D dibuka pada Oktober tahun lalu, dan para pedagang memindahkan usahanya ke lokasi baru itu. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |