Sanae Takaichi.(AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)
PERDANA Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, menuai kritik tajam dari publik Malaysia setelah mengunggah kunjungan ke tugu peringatan perang di Kuala Lumpur. Tindakannya dianggap tidak sensitif terhadap sejarah kelam pendudukan Jepang pada masa Perang Dunia II.
Dalam unggahan di media sosial, Takaichi menyebut dirinya berkesempatan memperingati para leluhur Jepang yang gugur di Malaysia. Setelah itu, dia mengunjungi Tugu Negara Malaysia dan meletakkan karangan bunga.
Adapun kunjungan Sanae Takaichi ke Kuala Lumpur dilakukan dalam rangka menghadiri KTT ke-47 ASEAN. Unggahan itu dibuat saat Takaichi melakukan lawatan luar negeri pertamanya sebagai perdana menteri.
Namun, seperti dilaporkan The Star, unggahan itu memicu gelombang kritik dari netizen Malaysia. Banyak yang menilai unggahan Takaichi terkesan mengabaikan rakyat Malaysia selama masa pendudukan dari 1941 hingga 1945.
Seorang pengguna media sosial dengan nama akun Lucas The Black Walla menyebut penghormatan terhadap tentara Jepang tanpa mengakui kekejaman yang diakukan di Tanah Malaya ialah sikap yang sangat menyinggung.
Pengguna media sosial lain, Malaysian IGOT7, mempertanyakan soal permintaan maaf Jepang atas pendudukan di Malaya.
Takaichi dikenal sebagai tokoh konservatif nasionalis dengan pandangan kuat terhadap pertahanan dan militer. Kunjungannya dianggap tidak peka sebab Tugu Negara Malaysia didirikan untuk menghormati mereka yang tewas dalam perjuangan melawan pendudukan asing, termasuk pasukan Jepang.
Pernyataan Takaichi dinilai menunjukkan kurangnya empati terhadap sejarah kelam pendudukan Jepang di Asia Tenggara, khususnya di Malaya.
Pada masa itu, tentara Kekaisaran Jepang ditengarai melakukan berbagai kekejaman, termasuk eksekusi massal, pemerkosaan, dan kerja paksa terhadap warga sipil, terutama mereka yang dicurigai membantu gerakan perlawanan anti-Jepang. (I-3)


















































