
PERDANA Menteri Australia Anthony Albanese membela duta besarnya untuk Amerika Serikat, Kevin Rudd. Setelah Donald Trump secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap diplomat tersebut dalam pertemuan di Gedung Putih, Senin (20/10).
Insiden terjadi saat Trump ditanya mengenai Rudd, yang sebelum menjabat sebagai duta besar pada 2023, pernah menulis sejumlah unggahan di media sosial yang mengkritik keras mantan presiden AS itu. Dalam unggahan tahun 2020, Rudd sempat menyebut Trump sebagai “presiden paling destruktif dalam sejarah” dan “pengkhianat bagi dunia Barat.” Dalam cuitan lain, ia bahkan menjuluki Trump sebagai “idiot desa.” Semua unggahan itu kemudian dihapus.
Saat pertemuan di Ruang Kabinet Gedung Putih, Rudd yang duduk berhadapan langsung dengan Trump mengakui ia memang menulis cuitan tersebut. Trump menanggapi dengan kalimat, “Saya juga tidak suka Anda,” yang disambut tawa para hadirin. Tak lama kemudian, Trump menambahkan, “Semua sudah dimaafkan.”
Menanggapi kejadian itu, Albanese menegaskan Rudd tetap menjalankan tugasnya dengan luar biasa dan menolak desakan agar ia dicopot. “Kevin melakukan pekerjaan yang fantastis. Ia bekerja sekuat tenaga,” kata Albanese.
Kevin Rudd, yang juga merupakan mantan Perdana Menteri Australia, diangkat sebagai Duta Besar untuk AS pada 2023 untuk masa jabatan empat tahun hingga Maret 2027.
Beberapa jam setelah komentar Trump, Albanese kembali menyampaikan dukungannya kepada Rudd dalam acara sarapan Friends of Australia yang dihadiri sejumlah politisi Partai Republik dan Demokrat.
“Kalau ada duta besar lain yang lebih bekerja keras dari Kevin, beri tahu saya. Karena ia benar-benar bekerja habis-habisan dan tampaknya mengenal semua orang,” ujar Albanese di hadapan para anggota Kongres AS.
Politisi Republik Michael McCaul yang turut hadir bahkan sepakat dengan pernyataan Albanese. Ia bercanda, “Saya senang Kevin masih punya pekerjaan,” seraya memuji kontribusi Rudd dalam pembicaraan kemitraan AUKUS, proyek kapal selam senilai miliaran dolar antara Australia, Inggris, dan AS.
Albanese juga menilai keberhasilan kunjungan kenegaraannya selama dua hari ke AS, termasuk penandatanganan kesepakatan mineral langka senilai US$8,5 miliar (sekitar Rp134 triliun), tak lepas dari peran aktif Rudd.
“Saya berterima kasih secara terbuka hari ini. Keberhasilan kunjungan ini adalah hasil kerja keras Anda,” kata Albanese kepada Rudd dalam acara memperingati 140 tahun perusahaan tambang raksasa BHP.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Australia Sussan Ley sempat menyerukan agar Rudd dicopot dari jabatannya menyusul ketegangan diplomatik tersebut. (BBC/Z-2)