
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengunjungi Planetarium dan Observatorium Jakarta di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada Selasa (20/5). Ia mengungkap terkait update terbaru Planetarium Jakarta yang hingga kini belum beroperasi untuk umum sejak direvitalisasi pada 2021 lalu.
"Jadi planetarium ini pernah direvitalisasi pada tahun 2021 dan sejak direvitalisasi sampai hari ini belum pernah difungsikan," ungkap Pramono kepada wartawan.
Ia mengatakan, adapun alasannya yakni ada persoalan hukum yang perlu diselesaikan. Nantinya, jika urusan hukum sudah final, Planetarium akan siap melayani pengunjung lagi.
"Memang ada persoalan di starball-nya, akan bisa kita fungsikan kembali. Bagi saya yang seperti ini malah menjadi tantangan untuk diselesaikan," kata Pramono.
"Selain memang harus ada biaya ataupun cost yang harus dikeluarkan, tetapi persoalan hukumnya juga harus diselesaikan," tambahnya.
Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa aspek hukum yang dimaksud adalah terkait pengadaan digital velvet. Adapun digital velvet ini merupakan panel melingkar berupa proyektor yang menampilkan gambar-gambar di Planetarium.
"Ada persoalan technical, digital velvet. Jadi yang melingkar panel itu menurut yang memasang belum dibayar oleh kita. Sampai ke kemudian terus-menerus sampai Mahkamah Agung (MA)," jelas Pramono.
"Dan kita akan pelajari persoalan hukumnya dan saya tadi sudah meminta kepada Dinas Kebudayaan dan nanti Dinas Pendidikan untuk dilengkapi, kita ingin selesaikan supaya tempat ini bisa difungsikan," lanjutnya.
Usai dilakukan pendalaman, Pramono pun mengaku siap jika diminta harus membayar ulang. Sebab, menurut Pramono, Planetarium harus segera beroperasi kembali melayani warga.
"Kalau memang harus ada pembiayaan untuk bisa melihat rasi bintang, ya kita adakan untuk itu," tandas Pramono. (H-3)