Koordinator BPP bersama PT Langgeng Asri Makmur membahas penggunaan pupuk berimbang.(MI/Djoko Sardjono)
PT Langgeng Asri Makmur Klaten produsen pupuk petroganik mitra PT Pupuk Indonesia menggelar pertemuan dengan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan se-Kabupaten Klaten.
Dalam pertemuan di Omah Kondang, Selasa (21/10), membahas tentang program pupuk berimbang dan penyusunan E-RDKK (Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) Kabupaten Klaten.
Terkait pupuk berimbang, seperti disampaikan oleh Wahyu Prasetyo, Direktur Marketing PT Langgeng Asri Makmur, yaitu dalam penggunaan pupuk kimia dan organik untuk meningkatkan hasil panen.
Pupuk berimbang direkomendasikan kepada petani dengan pola 5.3.2, yaitu untuk meningkatkan hasil panen. Hal ini penting untuk terus disosialisasikan kepada petani pengguna pupuk kimia dan organik.
“Kami terima kasih kepada Koordinator BPP telah menyampaikan rencana penggunaan pupuk organik masuk dalam E-RDKK. Tapi, karena masih tahap awal, kebutuhan pupuk organik belum maksimal,” katanya.
Menurut Wahyu Prasetyo, permintaan pupuk organik kini masih rendah. Maka, sosialisasi yang telah digencarkan kepada kelompok tani diharapkan musim tanam I/2026 penggunaan pupuk organik dapat ditingkatkan.
“Kalau petani sudah minded pupuk berimbang, terutama pupuk organik, target minimal itu bisa terpenuhi. Harapan kita, dengan sosialisasi intens banyak petani yang akan menggunakan pupuk berimbang,” imbuhnya.
Pupuk berimbang adalah program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kesuburan tanah, dan hasil panen berkelanjutan. Pun, penggunaan pupuk berimbang untuk menjaga ketahanan pangan.
Penggunaan pupuk berimbang bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, penggunaan pupuk organik dalam pemupukan berimbang perlu ditingkatkan.
Di sisi lain, Singgih Santosa, produsen petroganik PT Langgeng Asri Makmur, menambahkan untuk mendukung pupuk berimbang khususnya pupuk organik, pihaknya akan membuat demplot padi di sejumlah kecamatan.
“Untuk menyakinkan petani khususnya di Klaten, kita akan buat demplot padi dengan pupuk petroganik. Nanti, petani bisa menyaksikan produktivitas padi demplot yang menggunakan pupuk nonkimia tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pupuk Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Tugiyem, mengungkapkan berdasarkan data E-RDKK 2026 jumlah kebutuhan pupuk organik yang sudah masuk saat ini sekitar 497 ton.
“Jumlah itu turun jika dibandingkan dengan tahun 2025. Alokasi pupuk organik tahun ini 600 ton. Jadi, penurunan permintaan pupuk ini karena banyak sentra produsen pupuk organik dari kotoran hewan,” jelasnya. (E-2)


















































