Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti.(Dok. MI)
RATUSAN peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memadati halaman Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Senin (27/10). Mereka merupakan anggota Klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) se-Jakarta yang mengikuti kegiatan Gerak Sehat Peserta Prolanis dalam rangka Festival Prolanis 2025.
Para peserta diajak mengikuti aktivitas jalan cepat dan jalan santai secara bergantian dengan pola interval tiga menit, yang terbukti secara medis dapat menurunkan tekanan darah dan kadar gula, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah bagi penderita hipertensi dan diabetes melitus tipe dua.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyebut diabetes melitus dan hipertensi masih menjadi dua penyakit kronis dengan beban biaya pelayanan terbesar di Indonesia.
Tahun 2024, tercatat 20,5 juta peserta JKN terdiagnosis hipertensi dan 7,4 juta peserta lainnya mengidap diabetes melitus, dengan total biaya pelayanan mencapai Rp30,5 triliun.
Menurut Ghufron, BPJS Kesehatan bersama fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) terus mengembangkan Klub Prolanis untuk membantu peserta kronis mengendalikan kondisi kesehatan mereka melalui pemeriksaan rutin, pemberian obat, serta edukasi dan aktivitas fisik teratur.
Hingga September 2025, tercatat 5,1 juta peserta tergabung dalam 49.637 Klub Prolanis di seluruh Indonesia, dengan 2,18 juta peserta penderita hipertensi dan 3,47 juta lainnya penderita diabetes.
“Harapan kita, masyarakat semakin sehat sehingga kendala biaya juga makin terkendali. Angka harapan hidup meningkat harus diimbangi kesadaran menjaga diri agar tidak jatuh ke penyakit kronis,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, BPJS Kesehatan juga memberikan penghargaan kepada tiga Klub Prolanis Panutan, yakni Klub Prolanis Ceria dari TPMD dr. Ade S. Cahyani Jayapura sebagai Juara 1, Klub Diatensi dari Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan sebagai Juara 2, dan Klub Media Prolanis dari Klinik Media Farma Samarinda sebagai Juara 3.
dr. Ade S. Cahyani menjelaskan, aktivitas rutin seperti olahraga ringan dan kegiatan kreatif seperti lomba busana mampu meningkatkan semangat peserta Prolanis. “Kami ingin peserta tetap ceria. Ada yang bilang tensinya turun karena selalu senang,” ujarnya.
Kepala Pusat Pembiayaan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Ahmad Irsan A. Moeis, menilai kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit kronis. Ia menegaskan, peran FKTP sangat penting untuk melakukan pendekatan personal kepada peserta agar pengendalian penyakit bisa dilakukan sejak dini.
“Tidak bisa Kemenkes dan BPJS Kesehatan berjalan sendiri. Semua ekosistem JKN harus bergerak bersama. Para juara Prolanis bisa menjadi contoh bagi FKTP lain untuk menumbuhkan kesadaran warga di lingkungannya,” katanya. (H-3)


















































