
PESAWAT pengebom siluman B-2 milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Iran telah kembali ke Pangkalan Udara Whiteman di Missouri. Kepulangan tersebut dikonfirmasi langsung oleh Presiden Donald Trump, Minggu (22/6) waktu setempat atau Senin (23/6) WIB.
Menurut laporan CBS, beberapa pesawat B-2 Spirit tersebut mendarat di pangkalan pada Minggu sore waktu setempat.
Serangan yang dilakukan merupakan bagian dari operasi militer besar yang diberi nama Operation Midnight Hammer. Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Dan Caine, menyatakan tujuh pesawat B-2 terlibat langsung dalam pengeboman terhadap tiga lokasi nuklir utama Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Presiden Trump melalui unggahan di platform Truth Social menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan misi tersebut.
“Terima kasih atas kerja yang luar biasa,” ucap Trump.
“Serangannya keras dan tepat sasaran. Keterampilan luar biasa ditunjukkan oleh militer kita,” imbuhnya.
Dalam konferensi pers di Pentagon, Jenderal Caine mengungkap bahwa masing-masing pesawat B-2 membawa dua bom penghancur bunker GBU-57, atau Massive Ordnance Penetrators (MOP).
Dalam waktu 25 menit, sebanyak 14 bom MOP dijatuhkan di dua lokasi target yaitu Fordow dan Natanz. Sementara itu, fasilitas di Isfahan diserang menggunakan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam AS.
Sebagai bagian dari strategi pengelabuan, sekelompok pesawat B-2 lainnya diterbangkan ke arah barat melintasi Samudra Pasifik ke Guam.
Jenderal Caine menyebut total lebih dari 125 pesawat militer AS ambil bagian dalam operasi tersebut, termasuk jet tempur, pesawat pengisi bahan bakar di udara, dan pesawat intai. Secara keseluruhan, lebih dari 75 senjata berpemandu presisi dikerahkan dalam serangan tersebut. Citra satelit menunjukkan beberapa lubang besar berdiameter lebar di puncak bukit di atas kompleks bawah tanah Fordow.
Foto dari Maxar Technologies juga memperlihatkan kerusakan bangunan di Natanz dan Isfahan, termasuk pada fasilitas pengayaan bahan bakar nuklir. (I-3)