Pertikaian Trump-Musk Meledak: Ancaman Kontrak hingga Seruan Pemakzulan

17 hours ago 3
 Ancaman Kontrak hingga Seruan Pemakzulan Donald Trump (kiri) dan Elon Musk.(AFP/ALEX WROBLEWSKI/ALLISON ROBBERT)

HUBUNGAN antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan miliarder Elon Musk pecah secara dramatis pada Kamis (5/6), setelah keduanya terlibat saling serang terbuka melalui platform media sosial masing-masing, Truth Social dan X.

Ketegangan memuncak saat Trump mengancam akan menghentikan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk. 

Sementara itu, Musk membalas dengan mendukung seruan pemakzulan terhadap Trump, menjadikan perseteruan mereka sebagai salah satu benturan paling mencolok antara dua tokoh berpengaruh di politik dan bisnis Amerika.

Ancaman Trump, Dampak Langsung pada Saham Tesla

"Cara termudah untuk menghemat uang dalam Anggaran kita, Miliaran dan Miliaran Dolar, adalah dengan menghentikan Subsidi dan Kontrak Pemerintah Elon," tulis Trump dalam unggahan di Truth Social seperti dilansir AFP, Jumat (6/6).

Pernyataan tersebut langsung mengguncang pasar. Saham Tesla, perusahaan kendaraan listrik yang dipimpin Musk, anjlok hingga 14,3%, menghapus sekitar US$150 miliar dari nilai pasar perusahaan—penurunan satu hari terbesar sepanjang sejarah Tesla.

Tak lama setelah pasar ditutup, Musk membalas melalui X dengan menjawab “Ya” pada unggahan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan, meskipun secara politik hal itu sangat kecil kemungkinannya mengingat dominasi Partai Republik di Kongres.

Awal Retaknya Hubungan

Permusuhan ini berakar dari ketidaksepakatan terkait pemotongan pajak dan rancangan undang-undang pengeluaran besar-besaran yang diusung Trump. 

Musk mengkritik keras kebijakan tersebut, mengklaim RUU itu akan memperburuk utang nasional sebesar US$36,2 triliun. Awalnya Trump memilih bungkam, tetapi pada Kamis akhirnya ia angkat bicara kepada media di Ruang Oval, menyatakan, "Lihat, Elon dan saya memiliki hubungan yang hebat. Saya tidak tahu apakah kami akan tetap seperti itu,"

Musk langsung merespons secara tajam di X "Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan," tulisnya, merujuk pada dukungan finansial senilai hampir US$300 juta yang ia berikan pada Trump dan Partai Republik selama pemilu terakhir. "Sungguh tidak tahu terima kasih,"

Musk juga menilai bahwa kebijakan tarif Trump dapat membawa Amerika Serikat ke jurang resesi pada akhir tahun ini.

SpaceX dan Ancaman Terhadap Program Antariksa

Ancaman Trump tak hanya berdampak pada Tesla. Musk mengisyaratkan akan menghentikan operasi Dragon—wahana antariksa buatan SpaceX yang selama ini menjadi andalan NASA untuk mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, beberapa jam kemudian, Musk melunak. 

Dalam tanggapan terhadap salah satu pengguna X yang menyarankan agar mereka beristirahat beberapa hari, Musk menulis, "Saran yang bagus. Oke, kami tidak akan menonaktifkan Dragon."

Dalam tanda de-eskalasi lainnya, Musk juga menanggapi unggahan investor Bill Ackman yang menyerukan rekonsiliasi dengan mengatakan, "Anda tidak salah."

Dua Figur Besar, Satu Konflik Besar

Trump dan Musk dikenal sebagai figur dengan ego besar dan gaya komunikasi agresif di media sosial. Ketegangan antara keduanya bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat keduanya pernah berselisih dalam berbagai isu sebelumnya.

Musk sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah di bawah pemerintahan Trump, sebuah posisi yang membuatnya memiliki akses luas ke Gedung Putih dan Capitol Hill. 

Namun, pengaruhnya mulai menurun setelah serangkaian bentrokan dengan anggota kabinet terkait pemotongan anggaran.

Pecahnya hubungan ini menandai perpecahan paling serius antara Trump dan salah satu penasihat kunci sejak ia kembali menjabat. 

Sebelumnya, Trump juga berpisah dengan beberapa pejabat tinggi seperti Steve Bannon dan John Bolton dalam masa jabatannya yang pertama.

Risiko Politik Jangka Panjang

Konflik berkepanjangan antara Trump dan Musk berpotensi menghambat strategi Partai Republik menjelang pemilu paruh waktu. 

Musk bukan hanya donor besar, tetapi juga tokoh berpengaruh di kalangan pemilih teknologi dan investor Lembah Silikon.

Musk sendiri mengindikasikan keengganannya untuk terus mengucurkan dana kampanye dan bahkan menggulirkan jajak pendapat kepada 220 juta pengikutnya di X: “Apakah sudah waktunya untuk membuat partai politik baru di Amerika yang benar-benar mewakili 80% di tengah?”

Perselisihan soal RUU Trump

Ketegangan kian membara setelah Musk mengecam RUU pengeluaran andalan Trump, menyebutnya sebagai kekejian yang menjijikkan. Kritik ini memicu perpecahan di tubuh Partai Republik yang dapat mengancam kelolosan RUU tersebut di Senat.

Trump membalas dengan menyatakan bahwa keberatan Musk sebenarnya karena penghapusan insentif kendaraan listrik, sembari menyindir bahwa Musk mungkin hanya rindu bekerja di pemerintahan.

Musk menegaskan di X, “Hentikan RUU tersebut,” dan menambahkan bahwa ia siap menerima penghapusan subsidi EV asalkan RUU itu dibersihkan dari “segunung kotoran menjijikkan.”

Ironisnya, Musk sendiri sebelumnya masuk pemerintahan dengan janji menghemat US$2 triliun dari anggaran federal, namun mundur pekan lalu setelah hanya berhasil memangkas kurang dari 1% dari total anggaran sambil menyebabkan gangguan di berbagai lembaga.

Keterlibatan intens Musk di dunia politik juga menimbulkan ketidakpuasan di antara para karyawan Tesla di AS dan Eropa, yang menyalahkan fokus Musk yang terbagi sebagai penyebab turunnya penjualan. (I-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |