Gubernur Bank Indonesa Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti (kedua kanan), Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono (kedua kiri), Aida Suwandi Budiman (kiri) dan Juda Agung (kanan) bersiap menyampaikan papar(Antara)
DEWAN Gubernur Bank Indonesia menyebut masih ada ruang penurunan suku bunga ke depan. Hal itu menyusul keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025 yang mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut saat ini BI fokus memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter setelah enam kali menurunkan BI-Rate.
“Kami masih melihat ruang penurunan suku bunga tapi fokus kami sekarang adalah memperkuat efektivitas transmisi kebijakan-kebijakan moneter, makroprudensial, yang kami sudah tempuh dan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Tentu saja timing-nya nanti akan kami lihat dari bulan ke bulan,” ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/10).
Peluang penurunan itu, katanya, mempertimbangkan inflasi tahun ini dan tahun depan yang masih rendah. Terutama inflasi inti yang rendah dan terkendali dalam kisaran-sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
“Karenanya dengan inflasi yang terkendali itu, terbuka ruang penurunan suku bunga,” jelasnya.
BI bersama pemerintah, lanjutnya, juga bersinergi kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi yang sekarang maupun tahun depan masih di bawah kapasitas output nasional.
“Bersama Pak Menteri Keuangan yang terus berupaya menambah ekspansi fiskal pengeluaran pemerintah untuk mendorong sektor-sektor riil, kami juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi likiditas dan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial,” paparnya.
“Dua pertimbangan ini, inflasi yang rendah dan perlunya bersinergi mendorong pertumbuhan, itulah landasan utama kami masih memandang ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka,” jelasnya.
Perry menyebut penurunan suku bunga BI-Rate telah diikuti penurunan suku bunga di pasar uang. Namun suku bunga dana pihak ketiga dan suku bunga kredit turunnya masih berjalan lambat. “Itu yang kami terus untuk dorong agar suku bunga kredit bisa turun dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.
Efektivitas transmisi suku bunga, maupun sinergitas ekspansi likuiditas moneter dan makroprudensial, akan didorong dengan penempatan dana pemerintah di perbankan dan penguatan kebijakan insentif likuiditas. “Agar bank tidak hanya mempercepat penurunan suku bunga kredit, tapi juga mendorong kredit lebih lanjut,” pungkasnya. (E-4)


















































