
SEBAGAI merek es krim kebanggaan Indonesia, Aice Group baru-baru ini meresmikan ruang kelas serba guna di Pondok Pesantren Babussalam di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang pada 2018 silam terkena bencana gempa bumi. Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
VP Brand Management Center Aice Group, Jason, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Aice dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dukungan Aice tidak hanya terbatas pada produk berkualitas, tetapi juga meluas ke berbagai aspek sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, dan olahraga.
"Melihat anak-anak semakin giat belajar dan penuh semangat dalam meraih masa depan adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami di Aice. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi besar untuk menjadi generasi penerus bangsa yang hebat, dan kami senangbisa memberikan dukungan nyata bagi mereka melalui program ini. Kami juga ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru, pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan penuh dedikasi membimbing dan mendidik anak-anak. Kami berharap ruang kelas serbaguna ini bisa menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi mereka untuk terus berkarya dan mengabdikandiri dalam dunia pendidikan,” kata Jason dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (7/4).
Sumbangan Aice ke Pondok Pesantren Babussalam bukanlah yang pertama ke Lombok pada pascabencana. Setelah 2018, Aice terbukti konsisten dan aktif mendukung pemulihan daerah ini melalui berbagai bentuk bantuan, mulai pembangunan fasilitas infrastruktur hingga perbaikan distribusi logistik bagi masyarakat terdampak.
"Ruang kelas baru yang dibangun oleh Aice di Ponpes Babussalam hadir sebagai solusi atas masalah krusial yang telah lama mengganggu proses pembelajaran di sana," terang Jason.
Sebagaimana diketahui, pada 2018 sekolah ini hanya memiliki sekitar 150 siswa, namun kini jumlah tersebut melonjak lebih dari 500 santri. Peningkatan jumlah siswa yang pesat ini menghadirkan tantangan besar, terutama terkait keterbatasan ruang kelas yang tersedia.
Akibatnya, banyak santri terpaksa belajar di ruang terbuka seperti gazebo atau berugak, yang tidak memadai untuk mendukung proses pembelajaran secara optimal.
Dengan hadirnya ruang kelas baru yang dibangun oleh Aice, diharapkan para santri dapat kembali belajar dengan lebihnyaman dan maksimal. Langkah ini menjadi sebuah upaya nyatauntuk menjawab kebutuhan mendesak akan ruang belajar yang layak.
"Kami berharap anak-anak santri dapat belajar dengan lebihfokus dan berkegiatan dengan lebih nyaman di ruang serbagunaini," papar salah seorang guru Ponpes Babussalam, Feni Wulandari.
Salah satu wujud kepedulian Aice terhadap masyarakat tercermin melalui program CSR, termasuk saat gempa melanda Lombok pada 2018. Sebagai upaya mendukung pemulihan, Aice menghadirkan program CSR #EstafetkanSemangatAsianGamesBangunKembaliLombok, yang bertujuan memberikan dukungan bagi anak-anak terdampak gempa agar dapat kembali belajar dan meraih masa depan yang lebih baik.
"Aice datang tepat ketika kami butuh kekuatan menjaga harapan. Para santri melihat dukungan Aice bukan hanyamembuat bantuan konkret dalam proses belajar. Yang lebih penting santri-santriwati melihat cita-cita mereka mendapat dukungan dari banyak pihak. Aice tidak hanya membangun fisik, tetapi juga moral santri," jelas pimpinan Ponpes Babussalam, Ustadz Mujahidin.
Pihak Ponpes mengungkapkan terima kasih atas dukungan Aice sejak 2018 hingga saat ini.
"Kami sangat menghargai perhatian dan kontribusi Aice yang telah mendampingi kami dalam berbagai tahap, mulai dari pemulihan pasca-gempa hinggapembangunan fasilitas pendidikan yang mendukung kemajuan pesantren kami. Dukungan ini sangat berarti bagi kami, dan kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut untuk kesejahteraan dan perkembangan para santri di masa depan,” pungkas Ustadz Mujahidin. (E-4)