Diskusi bersama Penulis buku Toponimi Purwakarta, Budi Rahayu digelar di Purwakarta.(MI/REZA SUNARYA)
DINAS Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta dan Perpustakaan Nasional menggelar Festival Literasi Purwakarta 2025.
Festival berlangsung sejak Rabu (29/10) hingga 2 November ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan menanamkan budaya gemar baca warga Purwakarta.
“Festival Literasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca. Tentunya kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat baik yaitu untuk menumbuhkan minat dan baca warga Purwakarta. Kami juga ingin menanamkan budaya agar masyarakat gemar membaca,” kata Kepala Disarpus Purwakarta, Aan, Jumat (31/10).
Dia menjelaskan, melalui festival literasi juga diharapkan meningkatnya jumlah kunjungan masyarakat ke Perpustakaan Daerah. Upaya tersebut dilakukan melalui gelar wicara, bedah buku, lokakarya, penampilan puisi hingga bertutur.
Salah satu kegiatan yang menarik dalam Festival Literasi Purwakarta 2025 adalah Talk show Toponimi Purwakarta bersama penulis buku Toponimi Purwakarta, Budi Rahayu Tamsyah. Dari kegiatan itu diketahui banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul nama-nama wilayah di Kabupaten Purwakarta.
Penulis buku Toponimi Purwakarta, Budi Rahayu mengungkapkan mayoritas nama-nama wilayah di Purwakarta diambil dari nama tanaman. “Pohon yang paling banyak dipakai itu pohon kiara. Bentuknya seperti beringin, besar. Dulunya memang banyak tumbuh di wilayah Purwakarta."
Dari diskusi yang terjadi di sela acara tersebut, Budi menyimpulkan bahwa masyarakat Purwakarta banyak yang belum mengenal daerahnya sendiri. Tidak hanya tak tahu sejarah, banyak di antara mereka yang bahkan salah mengartikan asal-usul nama wilayahnya.
Dengan mengenal nama wilayahnya, Budi juga meyakini akan memupuk rasa cinta hingga menguatkan semangat bela negara.


















































