Peretas Korea Utara Bobol US$1,5 Miliar Kripto, Rekor Terbesar dalam Sejarah

2 weeks ago 15
Peretas Korea Utara Bobol US$1,5 Miliar Kripto, Rekor Terbesar dalam Sejarah Peretas Korea Utara berhasil mencuri US$1,5 miliar dalam mata uang kripto dari platform Bybit, menjadikannya sebagai peretasan terbesar yang pernah tercatat.(freepik)

PERETAS asal Korea Utara mencuri US$1,5 miliar dalam mata uang kripto dalam satu aksi peretasan, menjadikannya sebagai pembobolan kripto terbesar yang pernah tercatat, menurut para pakar keamanan yang dikutip CNN.

Serangan ini menargetkan Bybit, platform yang menyebut dirinya sebagai bursa mata uang kripto terbesar kedua di dunia dengan lebih dari 40 juta pengguna.

Dalam hitungan menit pada Jumat lalu, para peretas berhasil mencuri jumlah yang signifikan. Bahkan hampir menyamai produk domestik bruto (PDB) tahunan Korea Utara yang dilaporkan. 

Selama akhir pekan, mereka mulai mencuci sekitar US$160 juta dari hasil curian melalui serangkaian akun yang terhubung dengan agen Korea Utara, menurut firma pelacakan kripto TRM Labs. Dengan satu serangan ini, para peretas Korea Utara hampir dua kali lipat dari total yang mereka curi tahun lalu, tambah firma tersebut.

Ujian bagi Pemerintahan Trump

Peretasan ini menjadi ujian awal bagi pemerintahan Donald Trump, terutama dalam menghadapi tantangan berat mencegah Korea Utara mendanai program nuklir dan misilnya melalui aksi peretasan.

"Kami belum pernah melihat sesuatu sebesar ini sebelumnya. Kemampuan jaringan keuangan ilegal untuk menyerap uang dalam jumlah besar secepat ini sangat mengkhawatirkan," ujar Nick Carlsen, mantan analis intelijen FBI yang kini bekerja di TRM Labs.

Menurut pejabat Amerika Serikat dan Korea Selatan, kelompok peretas Korea Utara merupakan sumber pendapatan utama bagi negara yang bersenjata nuklir dan tengah menghadapi sanksi internasional.

Laporan dari PBB dan perusahaan keamanan siber swasta menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara telah mencuri miliaran dolar dari bank dan perusahaan mata uang kripto. Bahkan, pada 2023, seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan sekitar 50% program misil Korea Utara didanai dari hasil peretasan digital.

Bybit Pastikan Bisa Menanggung Kerugian

CEO Bybit, Ben Zhou, meyakinkan pengguna perusahaannya masih berada dalam kondisi keuangan yang stabil dan dapat menanggung kerugian sebesar US$1,5 miliar. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan mereka bekerja sama dengan regulator dan lembaga penegak hukum untuk menangani serangan itu.

Sementara itu, FBI menolak memberikan komentar terkait pembobolan ini. CNN juga telah meminta tanggapan dari kedutaan besar Korea Utara di London, tetapi belum mendapat jawaban.

Perburuan Dana Curian

Setelah berhasil meretas, agen Korea Utara harus mencuci uang dan membawanya kembali ke Pyongyang. Proses pencucian ini biasanya dilakukan melalui serangkaian pertukaran antar mata uang digital, sebelum akhirnya dikonversi menjadi dolar AS atau yuan Tiongkok.

Aparat penegak hukum dari AS dan Korea Selatan yang memantau proses ini biasanya hanya memiliki beberapa menit untuk mencoba menyita sebagian dana curian. Sebelumnya, CNN pernah melaporkan sebuah operasi penyergapan yang berhasil merebut kembali US$1 juta dari US$100 juta yang dicuri Korea Utara dari perusahaan kripto berbasis di California.

Saat ini, penyelidik masih berusaha melacak dan menyita sebagian dari US$1,5 miliar yang dicuri dari Bybit. Sejumlah pakar keamanan kripto mengklaim telah berhasil memulihkan sekitar US$43 juta, sementara firma pelacakan kripto Elliptic mengatakan bahwa tambahan US$243.000 telah berhasil disita. "Jumlah ini memang hanya setetes air di lautan, tetapi ini adalah langkah awal," ujar Tom Robinson, salah satu pendiri Elliptic.

Bybit juga mengumumkan bahwa mereka akan memberikan 10% dari dana yang berhasil dipulihkan kepada pakar keamanan yang berperan dalam mengembalikan uang curian.

Perlu Strategi Lebih Agresif

Nick Carlsen, mantan analis FBI, menegaskan AS dan sekutunya harus lebih agresif dalam mencegah peretas Korea Utara melancarkan serangan serupa di masa depan.

"Strategi yang ada saat ini jelas tidak efektif," ujarnya. "Pemerintah dan industri harus segera mencari strategi baru untuk menghalangi dan menghukum Korea Utara atas peretasan ini." (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |